Jakartakita.com – Pada Kamis (18/12), Microsoft Indonesia, bersama VI System (PT. Vertikal Integrasi Internasional) sebagai pengembang aplikasi, menggandeng Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran UI, untuk meluncurkan MED+, aplikasi pendidikan kesehatan yang memungkinkan para mahasiswa kedokteran Indonesia mempelajari anatomi, fisiologi, dan patologi tubuh manusia secara tiga dimensi.
Aplikasi MED+ akan tersedia secara khusus di tablet berbasis Windows 8.1 Acer Aspire Switch 10, serta dapat diunduh di Windows Store. Saat ini, MED+ yang tersedia di Acer Aspire Switch 10 telah dilengkapi dengan Office 365, yang meliputi Microsoft Office Online (Word, Excel, Power Point, OneNote, Calendar, Outlook).
Sebagai langkah selanjutnya, MED+ yang diunduh di Windows Store juga akan langsung hadir lengkap dengan Office 365 sehingga memungkinkan pelajar kedokteran merasakan manfaat fitur-fitur produktif yang tersedia untuk pembelajaran sehari-hari. Penggunaan Aplikasi MED+ di platform Windows 8.1 yang dilengkapi dengan Office 365 akan menunjang kolaborasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar mahasiswa kedokteran.
Benny Kusuma, Education Lead, Microsoft Indonesia, mengatakan, kerja sama Microsoft dengan ILUNI FKUI dan VI System merupakan wujud komitmen Microsoft untuk memajukan pendidikan dan kesehatan di Indonesia, untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan teknologi.
MED+, jelas dia, didukung dengan teknologi Microsoft, yaitu Windows 8.1, para mahasiswa kedokteran dapat mengakses aplikasi MED+ secara lebih cepat dan nyaman. Windows 8,1 menjadi pilihan yang tepat karena mendukung gaya hidup yang mobile melalui beragam aplikasi, mendukung produktivitas, dan dilengkapi dengan Windows Defender untuk memastikan keamanan perangkat.
“Selain itu, dengan OneDrive yang tersedia, para mahasiswa kedokteran dapat menyimpan berbagai hasil pembelajaran dan penelitiannya dengan kapasitas penyimpanan data yang tidak terbatas serta jaminan privasi yang terpercaya,” tukasnya.
CEO VI System, Andrey R. Hidayat, mengatakan bahwa ide untuk mengembangkan aplikasi ini bermula dari mahalnya jenazah (kadaver) untuk mempelajari anatomi tubuh manusia. Hal ini membatasi kesempatan mahasiwa untuk mempelajari organ manusia secara menyeluruh. “Oleh karena itu, kami berpikir untuk menciptakan aplikasi yang berfungsi juga untuk mempelajari anatomi tubuh tapi secara lebih praktis, yaitu dengan pemanfaatan teknologi,” ujarnya.
Ditambahkan, globalisasi serta kemajuan Teknologi Informasi saat ini membuat dunia pendidikan harus ikut beradaptasi. Sebagai perusahaan teknologi yang selalu menghadirkan perangkat dengan dukungan fitur dan inovasi terdepan.