Kebaya Encim, Fashion Betawi yang Tak Lekang Oleh Zaman

dok: Pinterest

Jakartakita.com – Kebaya khas Betawi, atau yang biasa dikenal sebagai kebaya encim adalah salah satu bukti adanya akulturasi budaya di Tanah Betawi.

Meskipun kebaya sudah ada sejak pertama kali tercatat oleh Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1817, yang juga menulis buku History of Java, kebaya telah mengalami akulturasi dengan berbagai budaya yang masuk. Salah satunya, perpaduan dengan budaya Tionghoa yang akhirnya menghasilkan kebaya encim.

Ramainya perdagangan di kawasan Sunda Kelapa pada akhir abad ke-15, membuat Tanah Betawi didatangi oleh banyak saudagar dari Cina. Para saudagar ini kebanyakan tidak membawa anak isteri. Mereka menjadikan wanita pribumi sebagai ‘gundik’. Para gundik yang dipanggil ‘nyai’ inilah yang pertama-tama memperkenalkan kebaya encim.

Lambat laun, kebaya encim yang semula hanya dipakai oleh para ‘nyai’ dan peranakan Indo-Cina juga dipakai oleh wanita pribumi. Motifnya pun semakin beragam setelah makin banyaknya pendatang serta pedagang dari Portugis serta Malaka.

Seiring dengan berkembangnya waktu, kebaya encim kini semakin menarik dengan desain yang lebih modern. Kebaya yang merupakan ikon fashion Betawi ini kini tak hanya dikenakan oleh ibu-ibu, para remaja puteri pun terlihat ‘keren’ saat memakainya.

Betawifashionkebaya encimSir Thomas Bingley RafflesSUnda Kelapa
Comments (0)
Add Comment