Sepeda memang bagian dari keluarga Kopenhagen. Gambarannya, empat dari lima orang Kopenhagen minimal memiliki sebuah sepeda. Sebanyak 25 persen dari keluarga dengan dua anak di Kopenhagen memiliki sebuah sepeda kargo. Selain itu 17 persen keluarga Kopenhagen dengan anak memiliki sebuah sepeda kargo.
Kopenhagen juga memiliki banyak fasilitas yang menunjang kegiatan ini. Di Kopenhagen, termasuk kawasan suburban, terdapat 289 toko sepeda. Selain itu terdapat 20 perusahaan yang kantornya sengaja didesain untuk sepeda.
Di Kopenhagen, sepeda tidak hanya menjadi milik perorangan. Sepeda bahkan menjadi transportasi umum. Diperkirakan ada 130 ojek sepeda di Kopenhagen. Sepeda juga menjadi kendaraan bagi kantor pos Kopenhagen. Sebanyak 306 sepeda dimiliki oleh kantor pos Kopenhagen.
Untuk itulah Kedutaan Besar Denmark dan Norwegia, keturunan bangsa Viking, ikut mengampanyekan sepeda sebagai moda transportasi utama. Memakai nama Viking Biking Indonesia, mereka berkolaborasi dengan komunitas Bike to Work (B2W). Dengan semangat bangsa Viking, ketiga pihak mengajak masyarakat Indonesia mulai menggowes sepeda untuk kegiatan sehari-hari, karena selain merupakan solusi macet dan mengurangi polusi udara. Bersepeda juga baik untuk kesehatan.
Gerakan itu rencananya akan dilakukan pada Jumat (6/2/2015). Komunitas B2W juga berencana mengajak Presiden Joko Widodo dan para menteri untuk bersepeda bersama masyarakat umum, para CEO, politisi, dan musisi untuk mengikuti gerakan ini.
Selain untuk memasyarakatkan kegemaran bersepeda untuk kegiatan sehari-hari. Gerakan ini juga ingin memprovokasi pemerintah, khususnya Pemprov DKI untuk meningkatkan fasilitas penunjang bersepeda.Tidak hanya parkir sepeda, fasilitas sederhana seperti kamar mandi di perkantoran juga diperlukan. Agar para karyawan tidak malas lagi menggowes sepeda ke kantor.