Hasil jajak pendapat berjudul “Views from Around the Globe: 2nd Annual Poll on How Personal Technology is Changing Our Lives”, diumumkan pada acara World Economic Forum di Davos, Swiss. Selain Indonesia, jajak pendapat juga dilakukan terhadap pengguna internet di Brazil, China, Perancis, Jerman, India, Jepang, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, serta Amerika Serikat.
Mark Penn, Executive Vice President and Chief Strategy Officer, Microsoft Corp., mengatakan, mayoritas pengguna internet merasa bahwa teknologi personal mampu membuat dunia menjadi lebih baik dan penting.
“Namun, ada perbedaan sikap pengguna internet di negara berkembang dengan negara maju tentang bagaimana teknologi dapat membantu mereka untuk semakin berkembang,” katanya, dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta, Rabu (4/1).
Dalam jajak pendapat yang dilakukan mulai dari tanggal 17 Desember 2014 sampai dengan 1 Januari 2015 tersebut, tercatat sebanyak 85% pengguna internet di Indonesia merasa yakin bahwa teknologi personal mampu membantu inovasi bisnis. Tidak hanya itu, 84% juga merasa teknologi personal dibutuhkan untuk memulai bisnis baru, dan 84% yakin teknologi personal dapat meningkatkan peluang ekonomi.
Andreas Diantoro, President Director, Microsoft Indonesia menambahkan, data penggunaan internet untuk kepentingan ekonomi tersebut sejalan dengan tren meningkatnya nilai transaksi e-commerce di Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, pada tahun 2013 transaksi e-commerce telah mencapai Rp130 triliun. Lembaga riset ICD memperkirakan angka ini akan terus bertumbuh hingga 42% dari tahun 2012 sampai dengan 2015.
“Pertumbuhan tersebut sangat mungkin terjadi mengingat banyaknya jumlah e-commerce di Indonesia, seperti Cekaja.com, Bhinneka.com, serta Gantibaju.com,” jelas Andreas.
Ditambahkan, tidak hanya berperan penting terhadap ekonomi, teknologi personal juga diyakini membawa pengaruh positif terhadap aspek sosial. Sebanyak 84% pengguna internet di Indonesia setuju bahwa media sosial memiliki dampak yang positif bagi aktivisme sosial.
“Begitu banyak gerakan sosial di Indonesia yang semakin berkembang dengan bantuan media sosial, seperti #WeSpeakCode. Gerakan-gerakan ini membawa nilai yang sangat positif bagi Bangsa Indonesia karena mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu sosial, ” lanjut Andreas.
Walaupun membawa aspek-aspek positif, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini pengguna internet masih khawatir akan keamanan privasi, khususnya ketika perlindungan hukum untuk pengguna teknologi personal dirasa masih kurang bagi masyarakat.
“Terdapat 30% pengguna internet di Indonesia yang merasa khawatir akan keamanan privasi dalam penggunaan internet. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak yang bergerak di bidang teknologi bahwa keamanan privasi adalah hal yang utama. Fakta ini pun berbanding lurus dengan tingginya angka pengguna internet di Indonesia yang merasa perlindungan hukum untuk pengguna teknologi personal saat ini masih tidak cukup, yakni sebanyak 57%,” tandas Andreas.