Buah Naga dan Imlek

Jakartakita.com – Jelang perayaan tahun baru Imlek, permintaan buah naga melonjak drastis. Akibatnya, para petani buah naga kewalahan melayani seluruh pesanan. Harga buah naga di pasaran pun melonjak mengikuti banyaknya permintaan.

Tahukah Anda mengapa buah naga begitu ‘berharga’ menjelang perayaan tahun baru Imlek?

Pitaya atau Dragon Fruit begitu sebutan buah ini dalam bahasa Inggris, oleh masyarakat Tionghoa dianggap sebagai buah pembawa hoki atau keberuntungan yang senantiasa menghiasi altar pemujaan dewa menjelang Imlek. Buah yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini, daging buahnya ada yang berwarna putih, merah, kuning, dan ungu dengan kulit bersisik mirip kepala naga dan batang tanamannya yang seolah sebagai ekor penuh duri. Penampakan unik inilah yang mungkin menyebabkan buah ini disebut buah naga.

Tak hanya bagi masyarakat Tionghoa, buah yang di Indonesia banyak dibudidayakan di Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Batam, dan ada baru satu kebun buah naga di Kota Semarang ini juga ternyata membawa hoki bagi para petani yang membudidayakan buah ini.

Buah dengan genus Hylocereus ini sangat lekat dengan tradisi Tionghoa, walaupun bukan buah asli dari Cina. Bagi masyarakat Tionghoa, buah ini dipercaya membawa hoki atau keberuntungan yang senantiasa disajikan untuk para dewa. Saat perayaan Imlek, buah naga sering menjadi pendamping dua patung di meja altar persembahan bagi para dewa.

Tidak sekadar membawa hoki, buah yang berasal dari tanaman jenis kaktus ini juga dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Padahal awalnya, tanaman ini dulunya hanya dikenal sebagai tanaman hias.

Thang loy begitu buah ini disebut oleh masyarakat Tionghoa, mengandung banyak vitamin B1, B2, B3, C, zat besi, potasium, dan mineral lainnya dipercaya banyak memiliki khasiat bagi daya tahan dan metabolisme tubuh.

buah nagaDragon FruitimlekPitayaThang loytionghoa
Comments (0)
Add Comment