Yups, bangunan yang mewakili arsitektur China yang dilengkapi dengan ruang-ruang tertutup, ruang-ruang terbuka, dan berbagai ornamen yang mempunyai simbol dan makna tersebut, didirikan pada abad ke-19, terletak di Jl. Gajah Mada No.188, Jakarta Barat.
Dalam buku berjudul ‘Rumah Mayor China Di Jakarta’ karangan Naniek W. Priyomarsono (cetakan tahun 2008) diungkapkan, dahulunya bangunan tersebut adalah rumah mayor China yang bertugas mengurusi kepentingan masyarakat China di Batavia pada jaman penjajahan.
Bangunan ini setara dengan bangunan yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 168 dan no. 204. Hal ini terjadi karena ketiga bangunan tersebut dibangun oleh keluarga Khouw Tian Sek yang merupakan tuan tanah pada masa itu, untuk diberikan kepada ketiga anak lelakinya.
Di buku tersebut juga diungkapkan, jika kebanyakan rumah China di Jakarta adalah milik para pedagang (sehingga bentuknya sederhana dengan bentukan tou-kung lurus), maka gedung Candra Naya ini memiliki nilai lebih karena pemiliknya yang terdahulu adalah seorang tokoh masyarakat yang kaya dan terpandang. Oleh sebab itu, bangunannya lebih besar dan berbeda bentuk dari rumah China kebanyakan. Halamannya luas serta bagian dalam dan luar bangunan dihiasi dengan ornamen-ornamen yang rumit dan sangat indah serta atapnya mempunyai bentuk tou-kung melengkung.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan yang terletak di Jl. Gajah Mada No.168 dijadikan sekolah SMAN 2, sedangkan yang terletak di nomor 204 menjadi gedung Kedutaan Besar RRC.
Kedua bangunan tersebut sekarang telah berubah menjadi bangunan mixed-use, sedangkan yang berada di Jl. Gajah Mada No. 188 menjadi terkenal dengan sebutan bangunan Candra Naya.