Jakartakita.com – Setelah dunia dihebohkan dengan sepak terjang WikiLeaks beberapa waktu lalu, yang mengungkap soal kebobrokan sebuah pemerintahan karena korupsi dan pelanggaran HAM, sepekan ini dunia diguncang dengan pengungkapan skandal pajak yang disebut banyak orang sebagai SwissLeaks, yakni tentang dokumen-dokumen rahasia yang disiarkan secara online yang menuduh bank raksasa – HSBC, telah membantu para nasabah kaya dalam menghindari kewajiban membayar pajak. Dokumen-dokumen yang disiarkan tersebut, juga telah mengungkap hubungan sistem keuangan dengan kalangan kaum ultra kaya dunia.
Lantas, kenapa SwissLeaks bikin heboh dunia?
Pasalnya, file-file rahasia yang mengungkapkan 100.000 nasabah HSBC, termasuk yang kemudian disebarluaskan tersebut, melibatkan orang-orang yang menjadi target sanksi AS seperti pengusaha Turki, Selim Alguadis dan Gennady Timchenko, yang adalah orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Selain itu, juga menyebut nama-nama beken kaum selebritas, para pedagang senjata dan politisi, kendati belum tentu mereka berbuat kejahatan melanggar hukum.
Misalnya saja, pembalap motor terkenal asal Italia Valentino Rossi yang namanya tercatat menyimpan dana 23,9 juta dolar AS dalam dua rekening di bank HSBC cabang Swiss itu. Nama-nama terkenal lainnya adalah Rami Makhlouf, sepupu Presiden Suriah Bashar al-Assad, perancang terkenal Diane von Furstenberg, dan supermodel Elle Macpherson.
Selain itu, beberapa nama lain, merupakan para politisi dan mantan politisi di Rusia, India, berbagai negara Afrika, Arab Saudi, Bahrain, Yordania dan keluarga kerajaan Maroko. Ada juga tercatat di dokumen tersebut, mendiang juragan media asal Australia Kerry Packer .
Adapun dokumen-dokumen rahasia yang dipublikasikan tersebut, menyebutkan bahwa divisi Swiss dari bank yang berbasis di London – Inggris tersebut, telah membantu nasabah-nasabahnya di lebih dari 200 negara untuk mengemplang pajak lewat rekening-rekening yang bernilai total 119 miliar dolar AS.
Menurut Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ) yang membeberkan dokumen rahasia itu di media massa, pengungkapan data ini mendorong seruan untuk menyelidiki upaya penghindaran pajak yang canggih oleh orang-orang kaya dan perusahaan-perusahaan multinasional. Pasalnya, menghindari pajak adalah legal, namun mengemplang pajak adalah ilegal.
“HSBC diuntungkan oleh berbisnis dengan para pedagang senjata yang menyalurkan bom-bom mortir kepada tentara-tentara cilik di Afrika, menjadi kantong uang untuk para diktator Dunia Ketiga, para penyelundup perdagangan berlian berdarah, dan tindakan-tindakan menyalahi hukum secara internasional lainnya,” kata ICIJ.
Herve Falciani
Adalah seorang Herve Falciani, yang pernah bekerja pada bagian IT di bank HSBC, namun sejak mencuri ratusan ribu dokumen membahayakan dari bank raksasa HSBC tersebut, dia pun disebut sebagai pahlawan sekaligus pencuri.
“Dia berani. Kami salut pada langkah Tuan Falciani, apa pun motivasinya. Dia melayani kepentingan umum,” kata Eric Alt, wakil presiden kelompok anti penggelapan pajak Anticor yang berbasis di Prancis, seperti dikutip AFP.
Pihak berwenang Swiss kemudian menuduhnya sebagai pencuri data karena membawa dokumen-dokumen yang menjadi basis pengungkapan skandal pajak SwissLeaks akhir pekan ini.
Kendati dia menjadi buron dengan tuduhan pencurian data, Prancis dan Spanyol telah menawari dia perlindungan dengan menolak mengekstradisi dia ke Swiss.
Dia menerima tawaran itu, setidaknya dalam beberapa bulan dia mendekam di sebuah penjara di Spanyol pada 2012 ketika Swiss meminta pengekstradisiannya, sebelum kemudian dibebaskan karena membantu Spanyol dalam memburu para penipu pajak.
Falciani bahkan sempat mencalonkan diri untuk menjadi anggota Parlemen Eropa dari partai protes Spanyol, Partido X, namun dia gagal dalam petualangan politiknya itu.
Belakangan Falciani mendapat bayaran 3.500 euro per bulan sebagai balasan atas kepakarannya untuk otoritas pajak Prancis. Dia mendapatkan gaji dari institut teknologi komputer nasional Prancis INRIA di mana dia menjadi peneliti dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam dengar pendapat dengan Senat Prancis pada Juli 2013, dia mengaku mewakili “ancaman terhadap asset paling berharga bank swasta: yakni reputasi mereka.”
Ketika diwawancarai stasiun televisi Swiss RTS, dia menginginkan perlindungan lebih bagi para whistleblower seperti dirinya, termasuk dukungan keuangan, demikian AFP. (Dari berbagai sumber)