Tiga Negara Ini Paling Dominan Menyelundupkan Narkoba ke Indonesia

foto ilustrasi : istimewa

Jakartakita.com – Indonesia sedang mengalami darurat narkoba. Tak heran, Pemerintah gencar membasmi jaringan peredaran narkoba bahkan di lingkup internasional. Pemberlakuan hukuman mati yang belum lama ini dilakukan kepada terpidana kasus narkoba, menjadi ‘statement politik’ untuk perang melawan jaringan peredaran narkoba.

Adapun saat ini, tercatat ada 3 negara yang paling dominan dan menguasai penyelundupan narkotika di Indonesia. Negara-negara tersebut adalah China, Afrika Barat, dan India.

Berdasarkan catatan Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta, sepanjang 2014, penindakan narkotika berdasarkan negara asal pengiriman didominasi oleh Hong Kong dengan jumlah 42 kasus, Malaysia 12 kasus, Cina 11 kasus, Afrika Selatan 4 kasus, Qatar 4 kasus, Singapura 4 kasus, Uni Emirat Arab 3 kasus, India 3 kasus, dan Thailand 2 kasus.

Sedangkan untuk penindakan yang dilakukan berdasarkan kewarganegaraan, dari total 108 tersangka yang berhasil ditangkap, WNI menduduki tempat pertama dengan jumlah 63 orang. Disusul Taiwan 12 orang, Hong Kong 7 orang, Cina 4 orang, Nigeria 4 orang, serta masing-masing 2 orang dari Thailand, Kenya, Malaysia, Vietnam. Dan 1 orang dari Afrika Selatan, Jerman, Rusia, Denmark, dan Iran.

“China menjadi negara yang paling dominan. Sindikat narkotika China ini banyak memanfaatkan warga negara Indonesia, terutama yang bekerja sebagai TKI bermasalah di Hong Kong untuk dijadikan kurir,” kata Kepala Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta, Okto Irianto, Jumat (13/2) lalu.

Dijelaskan, Hong Kong merupakan pintu keluar dari Cina. Peredaran narkoba di negara itu selalu melewati Hong Kong. Karena itu, menurut Okto, arus penyelundupan dari Tiongkok tinggi hingga 42 kasus. “Kami sering mendapatkan informasi intelijen dari pejabat Bea dan Cukai Hong Kong bahwa akan ada barang atau tersangka tujuan Indonesia. Jadi, kami pantau dan menangkap yang bersangkutan begitu sampai bandara,” ujar Okto.

Sedangkan sindikat dari Afrika Barat, selain memanfaatkan kurir dari Nigeria, Togo, dan juga Malaysia atau Thailand. Sedangkan jaringan India memanfaatkan penyelundupan narkotika melalui jasa titipan, pos, dan kargo. “Dari pengakuan beberapa kurir yang kami tangkap, ternyata mereka berasal dari sindikat yang sama,” kata Okto.

Derasnya arus penyelundupan narkotika ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga menjadi catatan bagi Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta untuk lebih meningkatkan pengawasan barang dan penumpang.

 

jaringan pengedarKantor Bea dan CukaiKantor Bea dan Cukai Soekarno-Hattanarkobanarkotikapengedarpenyelundupan
Comments (0)
Add Comment