Jakartakita.com – Kabar yang menghebohkan datang dari Arab Saudi. Baru-baru ini diberitakan, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi membagikan bonus kepada rakyatnya, yang total nilainya cukup fantastis, yaitu mencapai kisaran USD 32 miliar atau setara dengan Rp 413,6 triliun!
Nampaknya, dia tahu benar bagaimana mengambil hati rakyatnya. Pemimpin yang baru menjabat pada 23 Januari 2015 itu, langsung mengambil alih kekuasaan dan melakukan berbagai perubahan. Termasuk memecat menteri-menteri dan menghapus beberapa badan serta lembaga pemerintah.
Tak pelak lagi, keputusan terbarunya untuk menggelontorkan anggaran pada sebagian besar warga Arab Saudi langsung membuat namanya menjadi perbincangan di mana-mana.
The New York Time melaporkan, anggaran Rp 413,6 triliun tersebut dipakai untuk memberikan hibah pada asosiasi profesional, klub olahraga dan sastra, investasi di bidang kelistrikan dan air, serta bonus dua kali gaji kepada seluruh pegawai pemerintah, tentara, pensiunan, serta mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa perusahaan swasta pun mengikuti langkah tersebut. Mereka memberikan bonus dua kali gaji kepada karyawan mereka yang berkebangsaan Arab Saudi.
Di Arab Saudi ada 5,5 juta tenaga kerja. Sebanyak 3 juta orang di antaranya bekerja di pemerintahan. Gaji pegawai pemerintah per bulan rata-rata mencapai USD 2.400 (Rp 30,1 juta). Dengan bonus dua kali gaji plus uang gajinya sendiri, mereka bisa membawa pulang rata-rata Rp 90,3 juta. Gaji mereka yang telah bekerja selama bertahun-tahun bisa mencapai lebih dari USD 4.800 per bulan (Rp 62 juta).
Namun demikian, pro dan kontra terhadap pemberian bonus itu tetap ada. Analis dari Jadwa Investment Rakan Alsheikh mengungkapkan bahwa 90 persen dari pendapatan pemerintah berasal dari minyak. Jatuhnya harga emas hitam membuat penerimaan negara turun 20 persen.
Jadwa Investment memprediksi bahwa pemerintah mengalami defisit USD 44,5 miliar (sekitar Rp 575,9 triliun) pada tahun ini. Dengan pengeluaran bonus tersebut, defisit bisa bertambah menjadi USD 67,2 miliar (Rp 869,3 triliun). Namun, pemerintah Saudi sepertinya tidak perduli. Sebab, mereka memiliki USD 700 miliar (Rp 9.042 triliun) cadangan devisa!
Sekadar tambahan informasi, Pemerintah Arab Saudi terkenal dengan kekayaannya yang melimpah ruah dari mengekspor minyak ke berbagai belahan dunia. Namun, selama ini pundi-pundi emas tersebut hanya mengalir deras ke keluarganya sendiri. Sebagian besar tentunya adalah anggota keluarga kerajaan. Karena itulah, kemurahan hati Raja Salman untuk memberi bonus itu dianggap sebagai isyarat niat baiknya kepada rakyat Saudi.