Jakartakita.com – Baju kampret ala Betawi atau Pangsi Betawi ini lebih dikenal orang sebagai baju si Pitung. Karena ‘imej’ baju pangsi ini tidak bisa dipisahkan dari film si Pitung yang dibintangi oleh aktor Alm. Dicky Zulkarnain.
Si pitung, jawara Betawi saat itu digambarkan kemana-mana selalu memakai baju pangsi Betawi. Kemeja lengan panjang berwarna hitam atau merah model koko polos, celana komprang menggantung, kain kotak-kotak/batik betawi yang di sematkan dileher, peci atau kopiah, sabuk ijo, gelang bahar, cincin batu akik, sendal kulit dan sebilah golok terselip di pinggang.
Padahal pada kenyataannya baju pangsi ini tidak hanya dipakai oleh mereka yang jago silat. Baju pangsi adalah baju sehari-hari pria Betawi pada zaman itu. Namun, seiring dengan waktu, sudah sangat langka pria Betawi yang masih setia memakai baju pangsi kebanggaan Betawi. Bahkan pada acara-acara hajatan, pria asli Betawi pun lebih suka memakai baju batik atau kemeja seperti kebanyakan orang. Baju pangsi Betawi semakin tersingkirkan.
Meski langka bukan berarti baju pangsi tak lagi dijual di pasaran. Pedagang baju pangsi masih banyak ditemui di pasar-pasar tradisional seperti pasar Tanah Abang. Banyak juga pedagang baju pangsi yang memasarkan dagangannya lewat internet.
Sejumlah pedagang kaki lima pun ikut menjual baju pangsi di pinggir jalan. Salah satunya di Jl Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dengan fasilitas apa adanya, seorang pedagang baju pangsi Betawi yang kebetulan asli Betawi menjajakan barang dagangannya di bawah naungan pohon besar di sekitar pertigaan Jl Sultan Iskandar Muda dengan Jl Tanah Kusir II. Di tempat tersebut, satu setel pangsi betawi yg terdiri dari baju, celana dan sabuk dijual dengan harga 130 ribu hingga 150 ribu rupiah.
Sesuai dengan perkembangannya baju pangsi kini lebih banyak varian warnanya, tidak hanya merah dan hitam. Sejak adanya peraturan pemakaian baju khas Betawi di kalangan PNS Pemprov DKI Jakarta. Baju pangsi semakin naik pamor.
Geliat baju pangsi semakin terlihat. Baju pangsi tak hanya bisa dilihat pada acara festival kesenian budaya Betawi atau acara pernikahan adat Betawi. Dan ternyata menurut penuturan pedagang baju pangsi Tanah Abang, penjualan baju pangsi meningkat menjelang lebaran. Wah, ternyata banyak juga orang yang masih peduli dengan warisan budaya Betawi. Kalau bukan kita siapa lagi yang peduli.