Sensasi Rasa Nano-Nano Dari Bubur Betawi, Perpaduan Unik Beragam Budaya

foto : jakartakita.com

Jakartakita.com – Jakarta sebagai ibukota Negara, sejatinya merupakan pusat pertemuan segala macam suku bangsa dan budaya di Nusantara.

Pada akhirnya, keanekaragaman budaya tersebut tertuang dalam cita rasa kuliner khas Betawi yang menjadi penduduk asli Jakarta.

Dalam konteks ini, Bubur Betawi, bisa menjadi rujukan/barometer dari perpaduan beraneka ragam budaya tersebut.

“Bubur Betawi punya cita rasa unik. Makanan ini merupakan perpaduan cita rasa China, Arab dan Belanda (Eropa),” kata Babeh Kanda, pemilik Cook Babe, restoran yang menyajikan Bubur Betawi dan Nasi Goreng Betawi, yang terletak di Jalan Lenteng Agung, dekat Apotik Ratu (di Pertigaan Ubin – Jagakarsa).

Ditemui disela-sela acara perayaan ulang tahun Bens Radio di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (5/3) malam, pemilik nama lengkap Narto Sukanda, kelahiran Jakarta, 54 tahun lalu ini, menjelaskan bahwa keunikan menu makanan yang nyaris punah ini terletak dari bahan-bahan yang terdapat dalam menu Bubur Betawi.

“Rasanya nano-nano. Ada rasa manis dari semur daging, kentang dan tahu. Ada rasa asem dari asinan dan jeruk nipis. Ada toge, wortel, dan kucai. Ada juga teri jengki dan kacang tanah serta kedelai. Rame deh! Untuk bumbunya, orang biasanya menyebutnya dengan bumbu dua belas, plus kerupuk Padang dan emping, atau biasa disebut kerupuk gado-gado,” tutur Babeh, demikian ia akrab disapa.

“Uniknya lagi dan menjadi ciri khas-nya Bubur Betawi yakni, cara makannya harus di aduk. Biar ketemu rasanya!” ucapnya, menambahkan.

Lebih lanjut dijelaskan, Bubur Betawi sebenarnya telah dikenal sejak tahun 1950-1960an. Namun, dewasa ini makanan ini semakin jarang dan relatif sulit ditemukan.

Bubur Betawi, kata dia, cuma ada disekitar Jakarta Pusat yakni di Kwitang – Senen, Tanah Abang (Gang Senggol), dan Angke. “Itupun sudah jarang dan sulit ditemukan orang yang menjualnya,” terang Babeh.

Dirinya pun mengaku prihatin dengan banyaknya keragaman budaya bangsa yang saat ini banyak diklaim oleh Negara tetangga.

“Saya turut prihatin melihat banyak orang yang sudah tidak lagi mengenal menu-menu makanan Indonesia asli. Apalagi sampai ada Negara lain yang mengklaim menu asli Indonesia,” tuturnya yang mengaku mengawali mengenal dunia kuliner gara-gara diajak kerja oleh tetangga rumahnya yang merupakan seorang Chef di sebuah restoran.

Oleh sebab itu, Babeh pun bertekad, supaya Bubur Betawi bisa ke angkat lagi dan tidak hilang ditelan jaman. “Biar ada generasi penerus yang kenal dengan makanan khas Betawi ini. Syukur-syukur bisa dikembangkan lagi,” pungkasnya.

 

Angkebens radioBubur BetawiCook BabehGang SenggolTanah Abang
Comments (0)
Add Comment