Menurut Sofyan, setelah Pertamina menguasai blok Mahakam, maka pemerintah berkonsentrasi tentang produktivitas migas yang ada di sana, sehingga volume atau produksinya tidak menurun.
Karenanya, masalah blok Mahakam ini diserahkan langsung kepada Pertamina untuk duduk bersama dengan Total E&P Indonesia.
“Saat ini jaminannya cukup kompatibel jadi saham mayoritas. Kontrak habis 2017. Berlaku transisi yang kami khawatirkan produktivitas, transfer teknologi, kemudian pendapatan, transisi yang baik. Kita minta Pertamina bicara eksisiting operator,’’ pungkas Sofyan.