Mengingat pentingnya kesehatan ginjal bagi seluruh masyarakat, maka International Society of Nephrology (ISN) dan the International Federation of Kidney Foundation (IFKF) mengangkat Kidney Health for All atau Ginjal Sehat Untuk Semua sebagai tema dalam peringatan World Kidney Day (WKD) yang jatuh pada 12 Maret.
World Kidney Day (WKD) yang dicetuskan oleh ISN dan IFKF dirayakan di seluruh dunia pada setiap minggu kedua bulan Maret sejak tahun 2006. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) sebagai anggota ISN turut berpartisipasi dengan menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk WKD setiap tahun.
Menginjak tahun kesepuluh ini, WKD ingin memfokuskan kesehatan ginjal untuk seluruh masyarakat global. Data Internasional menyebutkan bahwa sekitar 10% dari populasi dunia menderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dan diprediksikan akan meningkat hingga 17% pada dekade selanjutnya. Penyakit Ginjal Kronik saat ini pun telah diakui oleh WHO sebagai masalah kesehatan serius dunia.
Sementara itu, masyarakat yang hidup di negara dengan akses pelayanan kesehatan yang rendah menghadapi risiko terbesar terhadap dampak penyakit ginjal dikarenakan biaya yang dibutuhkan untuk terapi penyakit tersebut sangat tinggi.
Di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Hasil studi epidemiologi PERNEFRI tahun 2005 menunjukkan bahwa sebanyak 12,5% dari masyarakat diketahui mengalami penyakit ginjal kronik. Berdasarkan data Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), sampai tahun 2012 pasien yang mengalami PGTA mencapai 100.000 pasien.
Ketua PERNEFRI, dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH, dalam konferensi pers peringatan WKD 2015 Kamis (12/3) di Jakarta mengataksn bahwa PERNEFRI yang berada dibawah naungan International Society of Nephrology (ISN) selalu berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan ginjal dengan mengedukasi mengenai pengenalan faktor risiko dan upaya pencegahannya.
“Dampak penyakit ginjal ini sangat besar pengaruhnya terhadap sosial ekonomi penderita dan negara karena biaya mahal yang dikeluarkan untuk penanganan penyakit ini. Terlebih saat ini biaya pengobatan pasien PGK telah ditanggung oleh negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” terangnya.
Menurut Dharmeizar, jika penyakit ginjal bisa dicegah dari awal, maka biaya tersebut dapat digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan lain misalnya membangun puskesmas dan melengkapi obat-obatan dan vaksinasi. “Kami berharap dengan diadakannya edukasi mengenai penyakit ginjal ini, penderita dan negara dapat terhindar dari dampak besar akibat penyakit tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Danone AQUA kembali berperan sebagai pendukung utama pada peringatan WKD 2015 di Indonesia. Health Marketing Director Danone AQUA, dr. Pradono Handojo, MHA, mengungkapkan, tahun ini merupakan kali keenam Danone AQUA mendukung peringatan WKD di Indonesia. “Sebagai produsen air minum dalam kemasan terkemuka di Indonesia kami senantiasa ambil bagian dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakatakan pentingnya menjaga hidrasi tubuh bagi kesehatan secara umum dan kesehatan ginjal secara khusus,” kata Pradono.
Selain mendukung kegiatan PERNEFRI di WKD, Danone AQUA juga melakukan berbagai inisitif untuk meningkatkan kesadaran menjaga hidrasi untuk kesehatan secara umum dan ginjal secara khusus, antara lain dengan meluncurkan situs www.h4hinitiative.com/indonesia. “Situs ini berisi berbagai informasi dari pakar hidrasi mengenai pentingnya hidrasi tubuh untuk berbagai golongan umur, situs pertama dalam Bahasa Indonesia dan merupakan kontribusi nyata dari Danone Research,” papar Pradono.
Pada WKD 2015 di Indonesia, serangkaian acara telah dan akan dilaksanakan oleh PERNEFRI didukung oleh Danone AQUA antara lain, Simposium awam untuk 200 pasien poliklinik RSCM (11 Maret 2015), Jalan Sehat, Talkshow dan edukasi mengenai penyakit ginjal, serta pemeriksaan kesehatan fungsi ginjal di area Car Free Day, Jakarta (15 Maret 2015).