Jakartakita.com – Pada akhirnya, pelemahan nilai tukar Rupiah yang terus terjadi akhir-akhir ini berimbas juga ke masyarakat kecil.
Sebagai bukti, beberapa komoditas yang identik dengan kondisi masyarakat kebanyakan, seperti tempe dan tahu, mulai mengalami kenaikan harga.
“Kenaikannya mungkin 5-10 persen,” kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, di Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Dijelaskan, kedua komoditas ini (tahu dan tempe), memang sangat bergantung terhadap nasib nilai tukar mata uang Rupiah. Pasalnya, hingga saat ini kedelai sebagai bahan baku utamanya sebagian besar masih di impor.
“Otomatis mulai naik harganya, nanti mungkin. Tapi indikasi sekarang mulai agak langka. Karena kalau mau naik harga kedelai, emang gitu, jadi langka,” kata Aip.
Ditambahkan, jika pengusaha tidak bisa bertahan dengan kenaikan kedelai, maka mereka akan memangkas margin keuntungannya demi menjaga minat pasar.
“Setelah itu, kami mencoba memperkecil ukuran. Lalu baru menaikan harga. Sekarang sih belum naik, ya mungkin minggu-minggu depan kalau harga kedelainya tetep naik,” tukasnya.