Pembangunan tahap pertama adalah Zona A yang terdiri dari museum, gedung pertunjukan, penginapan, dan ruang pelatihan. Pembangunan itu berada di lahan seluas 3,2 hektar. Pembangunan Zona A menelan biaya Rp 50 miliar. Sebanyak Rp 20 miliar dianggarkan untuk pembebasan lahan.
Pembangunan tahap kedua adalah Zona B yang meliputi hutan kota di Situ Mangga Bolong. Adapun pembangunan tahap ketiga adalah Zona C berupa pulau buatan yang terletak di tengah Situ Babakan. Pulau itu akan difungsikan sebagai dermaga, resor, dan convention hall.
Namun sayang, pembangunan kawasan itu juga terhenti karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 belum cair. Bahkan sejumlah fasilitas umum di Perkampungan Budaya Betawi, Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dalam kondisi rusak dan dibiarkan tidak terawat karena tidak ada dana.
Sejumlah ruas jalan di Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan rusak parah. Saat malam tiba, perkampungan ini nyaris gelap gulita karena fasilitas penerangan banyak yang rusak. Secara umum, nafas kawasan perkampungan Betawi, kebanggaan Jakarta itu nyaris ‘megap-megap’. Butuh kucuran dana secepatnya.
Meskipun kurang dana, setiap hari Minggu, Setu Babakan masih menampilkan pertunjukan budaya Betawi seperti tari-tarian, lenong dan demo masak. Jumlah pengunjung meski tidak bisa dikatakan banyak, namun hampir selalu ada meramaikan Setu Babakan. Mereka kebanyakan datang rombongan dari luar Jakarta untuk belajar budaya Betawi.