Para tim cyber ini akan bahu-membahu menangkis propaganda sesat yang disebarkan dan memberikan pemahaman yang benar tentang Islam, terutama mengenai makna jihad yang sesungguhnya.
“Sudah kita mobilisir kekuatan siber kita untuk antisipasi maraknya situs yang menyebarkan paham radikalisme, tidak boleh dibiarkan begitu saja,” ujar Sekjen DKN Garda Bangsa A Malik Haramain di sela acara HUT ke-16 Garda Bangsa di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh Nomor 9 Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2015).
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan, perkembangan website teroris dari tahun 1998 berkembang pesat dan menyasar generasi muda. Pada 2013 ada 2.650 website yang melakukan propaganda terorisme. Setahun kemudian sudah bertambah menjadi 9.800 website. Teroris menjadikan internet untuk propaganda karena mudah diakses, tidak ada kontrol, punya audience yang luas, serta tidak bisa diketahui identitasnya.
“ISIS yang berbahaya bukan hanya gerakannya, tetapi juga paham keagamaannya yang mengatasnamakan Islam namun justru mencoreng Islam,” kata Malik.
Menurut anggota Komisi II DPR RI itu, setiap elemen bangsa yang cinta NKRI memiliki kewajiban untuk membendung pengaruh ISIS yang menurut berbagai laporan sudah memiliki pengikut di Tanah Air.
“Salah satu peran yang bisa dilakukan adalah dengan melawan ideologi yang mereka sebarkan, termasuk lewat internet. Untuk gerakan fisik tentu itu ranah aparat keamanan,” katanya.
Lebih lanjut Malik mengatakan, Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa telah menginstruksikan jajarannya di tingkat provinsi dan kabupaten untuk mewaspadai gerakan maupun paham ISIS di daerah masing-masing secara aktif.
Sementara kepada aparat keamanan, Garda Bangsa berharap agar meningkatkan upaya untuk mencegah berkembangnya ISIS sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.