Penyelenggaraan EFX 2015, menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak, sebagai platform baru untuk memfasilitasi, mengembangkan, dan menghubungkan bisnis film Indonesia dengan industri film regional dan internasional di seluruh dunia. Kemendag berharap penyelenggaraan EFX 2015 dapat menghasilkan para pelaku industri perfilman yang profesional di Indonesia, memajukan industri perfilman, dan sekaligus mempromosikan Indonesia kepada dunia internasional melalui film.
“Kami berharap manfaat EFX dapat dirasakan baik bagi para pelaku industri film maupun pecinta film di Indonesia dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekspor perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia,” terang Nus saat berbicara dalam Equator Film Expo (EFX) Film Forum yang berlangsung di Kementerian Perdagangan, Senin (30/3/2015).
EFX Film Forum merupakan salah satu rangkaian dalam EFX 2015 yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Berkaca pada Cannes Film Festival di Perancis yang telah berlangsung selama 68 tahun dan sukses mempromosikan negaranya kepada dunia, EFX pun dirancang untuk menjadi ikon serupa.
“Kita harus menciptakan identitas budaya bangsa Indonesia melalui film dengan mempromosikan daerah-daerah wisata yang layak sebagai lokasi syuting film internasional,” ungkap Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.
Perkembangan industri film di Perancis memang sangat tepat untuk dijadikan acuan pembelajaran bagi pengembangan industri film Indonesia. Perancis merupakan penghasil film terbesar ketiga di dunia dan eksportir film terbesar kedua di dunia setelah Hollywood.