Jakartakita.com – Seorang mahasiswi selamat dari pembantaian yang terjadi di Moi University di Kenya setelah bersembunyi di lemari selama dua hari karena terlalu takut untuk keluar.
“Seorang mahasisiwi telah ditemukan selamat, ia ditemukan bersembunyi di lemari. Dia telah dibawa ke rumah sakit dan dia sedang menjalani pemeriksaan oleh dokter,” kata juru bicara Palang Merah Kenya Arnolda Shiundu, seperti dilansir AFP pada Senin (6/4/2015).
Wanita berusia 19 tahun itu awalnya terlalu takut untuk keluar sampai seorang dosen datang untuk meyakinkan dia bahwa polisi yang datang, bukan kelompok bersenjata Al-Shebab yang melakukan pembantaian terhadap sekitar 150 teman-teman kampusnya.
“Dia adalah korban selamat terbaru, dia telah bersembunyi di lemari selama dua hari. Setelah berhasil dibujuk keluar, dia kemudian dilarikan ke rumah sakit,” kata seorang perwira polisi yang terlibat dalam operasi keamanan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Mahasiswi tersebut diselamatkan pada hari Minggu kemarin, sekitar 50 jam setelah serangan kelompok bersenjata terjadi.
Dalam laporannya, BBC menyebutkan bahwa mahasiswi tersebut terpaksa meminum body lotion saat merasa lapar. Petugas kepolisian Kenya yang menemukannya awalnya terkejut ketika mendengar suara-suara yang datang dari dalam lemari. Mereka tidak menyangka akan menemukan korban selamat dari pembantaian kejam.
“Dia terus meminta jaminan dari aparat kepolisian bahwa tidak ada lagi teroris Al-Shebab di sekitar lokasi sebelum dia mau keluar. Setelah berhasil dibujuk, dia diberi susu dan dilarikan ke rumah sakit Garissa, dimana dia dirawat dan diberikan konseling,” terang seorang petugas kepolisian.
Mahasiswi yang selamat berkat bersembunyi di lemari itu merupakan korban selamat kelima dari tragedi pembantaian di Moi University.
Moi University adalah sebuah universitas milik negara yang terletak di Eldoret, Kenya Barat. Universitas ini adalah universitas tertua kedua di Kenya.