Apa yang Terjadi Bila Listrik Mati Saat UN Online?

foto: istimewa

Jakartakita.com – Hari ini, Senin (13/4/2015), 30 sekolah SMA sederajat di Jakarta bakal menggelar ujian nasional (UN) online atau UN berbasis computer (CBT). Salah satu momok menakutkan bagi sekolah dan siswa saat mengerjakan ujian secara online adalah  listrik yang tiba-tiba mati atau pekerjaan mereka di komputer yang tiba-tiba hilang.

Namun, sejumlah sekolah sudah melakukan langkah antisipatif, antara lain pihak sekolah yang sudah menyiapkan perangkat alat catudaya bebas gangguan atau UPS. Perangkat UPS tersebut bisa memberikan suplai listrik selama delapan jam jika tiba-tiba aliran listrik dari PLN terputus.

Selain UPS, juga sudah disiapkan generator set atau genset yang sebelumnya sudah diuji coba dan terbukti bisa beroperasi dengan baik. Pihak sekolah pun telah bersurat kepada PLN agar mengamankan pasokan listrik selama pelaksanaan UN.

Jika tiba-tiba komputer sama sekali tidak ada listrik dan mati, sistem UN online dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan langsung menyimpan hasil pekerjaan sementara siswa. Dengan kata lain, berapa pun nomor yang sudah dikerjakan namun belum selesai, tidak akan hilang dan dapat dilanjutkan setelah komputer kembali menyala.

Sebelum UN online hari ini, secara serentak telah dilaksanakan gladi bersih pelaksanaan UN online pada tanggal 31 Maret 2015. Gladi bersih ini dilakukan untuk mengecek kesiapan dan pemahaman siswa dalam melaksanakan tata cara UN online, seperti harus melakukan login, memasukkan token, dan bagaimana cara mengakhiri ujian tersebut.

Bahkan ebelum gladibersih, SMA Negeri 78, salah satu SMA yang menggelar UN online, juga telah melakukan uji coba secara offline. Saat UN online berlangsung, di dalam satu ruangan, akan ada dua orang proktor (operator), dua orang pengawas, dan satu orang teknisi.

Tugas proktor adalah memandu agar sistem UN online berjalan dengan semestinya. Tugas pengawas sama seperti pengawas ujian pada umumnya yang lebih memperhatikan para siswa. Kemudian teknisi yang berjaga untuk mengantisipasi apabila ada masalah teknis terjadi.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta sendiri tidak akan menempatkan pengawas UN CBT secara silang. Pengawas akan bertugas di sekolah masing-masing. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta, ada 87 proktor dan 28 teknisi yang akan bertugas di tiga SMA dan 27 SMK yang mengikuti UN CBT. Para proktor dan teknisi tersebut sudah mengikuti pelatihan dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

CBTcomputer basedKemendikbudlistrikproktorPuspendikUN OnlineUPS
Comments (0)
Add Comment