Jakartakita.com – Baru-baru ini, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik.
Untuk Indonesia, pertumbuhan tahun ini diperkirakan mencapai angka pertumbuhan sebesar 5,2 persen.
Angka ini lebih lambat dibandingkan perkiraan Bank Dunia sebelumnya, yaitu sebesar 5,6 persen, tetapi masih lebih kuat daripada ekspansi tahun lalu yang berkisar diangka 5,0 persen.
Bagaimana dengan pertumbuhan di Negara-negara tetangga Indonesia?
Dalam laporannya, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Thailand kemungkinan akan mengalami “rebound” yang kuat dan tumbuh sebesar 3,5 persen pada tahun ini, dari hanya 0,70 persen pada 2014, karena stabilitas politik yang lebih besar mendorong belanja konsumen dan investasi.
Adapun pertumbuhan ekonomi Malaysia — pengekspor minyak terbesar di Asia Tenggara – diproyeksikan akan melambat menjadi 4,7 persen dari 6,0 persen di tahun lalu, karena negara itu terkena dampak dari harga minyak mentah yang tertekan, sementara penerapan pajak barang dan jasa bulan ini akan mempengaruhi konsumsi.
“Pertumbuhan Malaysia akan meningkat menjadi 5,0 persen pada 2016,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia, Sudhir Shetty, seperti dilaporkan AFP, Senin (13/4/2015).
“Asia Timur dan Pasifik telah berkembang meskipun pemulihan global tak stabil (goyah) dari krisis keuangan, tetapi tetap banyak risiko untuk kedua wilayah ini baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” sambung Shetty.
“Di antara risiko-risiko tersebut adalah penurunan di zona euro dan Jepang, dua dari pasar ekspor utama kawasan,” sebut laporan tersebut.
Sementara itu, Negara-negara di Asia Timur yang dipimpin oleh Tiongkok akan tumbuh sedikit lebih lambat tahun ini, karena tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi dan penguatan dolar mengakibatkan risiko lebih lanjut terhadap wilayah tersebut.
Dalam perkiraan terbaru untuk Asia Timur, Bank Dunia mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok akan tumbuh 7,1 persen pada 2015, lebih lambat dari tingkat 7,2 persen yang diproyeksikan pada Oktober 2014 dan turun dari pertumbuhan 7,4 persen pada tahun 2014 lalu.
Adapun secara umum, Negara-negara di Asia Timur akan tumbuh 6,7 persen, berkurang dari 6,9 persen pada 2014,
Bank Dunia juga memperingatkan bahwa suku bunga AS yang lebih tinggi dan penguatan dolar “dapat menaikkan biaya pinjaman, menghasilkan volatilitas keuangan dan mengurangi aliran modal ke wilayah tersebut.”