Jakartakita.com – Bagi Anda pecinta fotografi mungkin pernah mendengar teknik fotografi levitasi? Levitasi adalah teknik fotografi yang membuat sesuatu atau seseorang tampak seolah-olah terbang tanpa menggunakan alat bantu.
Sebenarnya teknik fotografi ini sudah dikenal sejak dahulu. Sang amatir jenius Jacques Henri-Lartigue telah menggunakan teknik ini ketika ia masih bocah berumur 11 tahun untuk memotret sepupunya Bichonnade yang tengah melompati sederet anak tangga di tahun 1905. Fotografer Phillipe Halsman juga menggunakan teknik yang sama untuk menghasilkan potret Dali Atomicus yang ikonik itu di tahun 1948.
Namun, teknik ini baru menjadi tren setelah Natsumi Hayashi mempublikasikan hasil keisengannya ber-levitasi ria di blog pribadinya sekitar bulan September 2010, ketika ia memotret temannya yang seperti tengah mengambang dengan membawa sebuah bunga matahari di tangannya. Sejak saat itu ia kerap mengunggah foto-foto self-portrait dirinya dengan tajuk Today’s Levitation. Isi adegan-adegan dalam fotonya menarik: ketimbang mengatur sebuah adegan yang kompleks dengan banyak properti pendukung seperti Halsman, Hayashi memilih untuk mengangkat adegan sehari-hari sebagai latar cerita foto-fotonya, seperti menelpon di boks telepon umum, bepergian dengan kereta commuter line, dan lain-lain.
Hal yang paling seru, teknik ini bisa dilakukan melalui proses editing menggunakan aplikasi Photoshop. Atau bisa juga secara manual, si model harus bisa berpose sambil melompat seolah-olah tampak terbang tanpa bantuan apapun.
Hal ini dibutuhkan kejelian sang fotografer untuk momen yang pas (frozen moment) ketika memotret. Untuk menjadi fotografer levitasi tidak diperlukan kamera dengan resolusi tinggi. Kamera ponsel pun jadi asal tahu tekniknya.
Tentu saja teknik fotografi ini tidak akan sempurna tanpa kerjasama sang model. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sang model fotografi levitasi. Sang model harus ‘terbang’ dengan ekspresi yang meyakinkan dan tanpa beban. Usahakan rambut dan baju tidak terlihat berantakan agar tidak terlihat seperti melompat.
Saat ini, teknik fotografi levitasi rupanya sangat diminati oleh banyak fotografer. Alasannya, foto yang dihasilkan unik dan terlihat menarik sehingga teknik ini begitu diminati. Tak hanya itu, saat ini komunitasnya pun telah mulai bermunculan. Salah- satunya adalah komunitas Levitasi Hore.
Komunitas ini berdiri pada 25 Desember 2011 dan saat ini sudah tercatat 21.500 orang yang bergabung di Twitter mereka. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki sebuah situs levitasihore.net yang bisa dijadikan wadah bagi mereka untuk berkomunikasi dan menampilkan foto-foto para anggota Levitasi Hore yang tersebar di seluruh Indonesia.
Anggota komunitas ini pun tidak hanya mereka yang sudah berkecimpung di dunia fotografi. Banyak juga anggota yang awalnya buta sama sekali dengan dunia fotografi ikut bergabung di sini.
Di mata Widya Hermawan salah satu anggota Levitasi Hore Jakarta, menggeluti teknik fotografi ini sangat menyenangkan. Terutama dirinya bisa menciptakan berbagai foto melayang yang dapat dituangkan dengan berbagai tema. Selain itu, dirinya juga menganggap teknik ini bisa diabadikan dengan berbagai macam jenis kamera.
“Yang jelas sih kepuasannya. Terlebih saat kita bisa membuat si model bisa benar-benar terlihat sedang terbang,” jelas pria yang juga merupakan wartawan infotainment.
Guna mengasah skill setiap anggotanya, komunitas ini pun kerap mengadakan kegiatan hunting bersama. Tidak hanya itu, mereka pun kerap hunting bersama dengan berbagai komunitas lainnya.
Anda berminat untuk mengikuti komunitas ini? Follow saja akun twitternya @LevitasiHore dan ikuti acara kopi daratnya!