Jakartakita.com – Selama ini imej yang berkembang di masyarakat tentang suporter Persija, The Jakmania adalah ‘tukang buat onar’. Hampir setiap pertandingan Persija yang dihadiri The Jakmania, khususnya saat berhadapan dengan lawan tanding seperti Persib, selalu ada berita negatif tentang suporter berbaju oranye tersebut. Namun benarkah The Jakmania seburuk seperti anggapan orang awam?
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Jakmania periode 2014-2016, Richard Achmad Supriyanto saat wawancara dengan Jakartakita.com di Bens Radio, Jagakarsa, Rabu (15/4/2015) menyampaikan, “The Jakmania memang oranye, tetapi tidak semua oranye itu The Jakmania”.
Richard pun menambahkan dengan berapi-api, “setiap ada kejadian rusuh yang katanya melibatkan Jakmania. Kami para pengurus langsung berkoordinasi mengecek siapa anggotanya yang belum pulang ke rumah lewat koordinator wilayah (korwil) masing-masing, dan ternyata hasilnya semua sudah pulang ke rumah. Itu artinya pelaku bukanlah anggota resmi Jakmania, mereka hanya simpatisan”.
Organisasi suporter The Jakmania tergolong tertib dan profesional. Setiap anggota terdaftar akan dicabut keanggotaannya kalau terbukti membuat onar di masyarakat. Dan semua anggota tunduk pada peraturan tersebut.
Richard pun menambahkan sebuah data mencengangkan tentang kekuatan Persija dan Jakmania. Baru-baru ini sebuah lembaga riset independen baru saja memaparkan hasil risetnya, bahwa Persija adalah salah satu klub dari 10 klub sepakbola yang memiliki jumlah penggemar fanatik terbesar di dunia. Bahkan berdasarkan riset ada sekitar 21 juta penggemar Persija di seluruh dunia. Sedangkan jumlah anggota Jakmania sendiri yang memiliki kartu anggota ada sekitar 80.000 orang. Ada 58 korwil di Jabodetabek. Wow, sebuah jumlah yang sangat fantastis.
Begitu inginnya Richard merubah imej negatif yang selama ini melekat pada pendukung Macan Kemayoran ini, Richard pun memindahkan kantor pusat dari Stadion Lebak Bulus ke kawasan bisnis di Pasar Festival, Kuningan. Hal ini untuk memberikan gambaran kepada masyarakat juga kepada anggota Jakmania. Bahwa Jakmania adalah potret kaum urban kota Jakarta yang modern dan tertib, bukan mereka yang suka buat onar.
Banyak masyarakat yang tidak tahu, kalau sejatinya The Jakmania tidak hanya hadir di kerumunan massa saat pertandingan sepakbola yang melibatkan Persija. Padahal Jakmania telah beberapa kali menjadi penggerak dalam sebuah even besar. Richard pun menyebutkan sejumlah even yang pernah dikerjakan Jakmania. Salah satunya adalah pemecahan rekor MURI “Futsal on the Street” Jakarta. Rekor ini melibatkan ribuan pemain dari suporter Persija, Jakmania sebagai salah satu acara puncak HUT Ke-480 DKI Jakarta dan menyambut Piala Asia 2007 yang berlangsung di Jakarta 9-29 Juli 2007. Pemain sepakbola legendaris asal Prancis, Zinedine Zidane, menyaksikan langsung pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) yang mencatat pertandingan futsal di jalan raya atau “futsal on the street” serempak di 200 lapangan yang merupakan lapangan terbanyak dan terpanjang (8,6 km), di Jakarta.
Richard menyebutkan bahwa The Jakmania sejatinya bukan hanya pendukung klub kebanggaan Jakarta. Selebihnya mereka adalah potensi anak muda Jakarta yang kreatif. Tentu saja kemajuan Persija dan The Jakmania butuh dukungan semua pihak.