Jakartakita.com – Plt. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hediyanto W. Husaini mengatakan, Pemerintah perlu melibatkan kalangan perguruan tinggi untuk mendukung diplomasi di bidang konstruksi dalam persaingan usaha di ranah internasional. Selama ini kontribusi kalangan akademisi di sektor konstruksi belum sungguh terwujud.
Menurut Hedi, salah satu masalah di sektor konstruksi saat ini dalam menghadapi era MEA mendatang adalah belum ada tenaga profesional yang mengurus hubungan diplomasi dengan luar negeri terkait soal konstruksi.
“Kalau mau berunding dengan ASEAN, kita bingung siapa yang menguasai masalah-masalah ini? Kementerian luar negeri tidak paham secara spesifik tentang hal teknik,” katanya, di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Hal tersebut, sambung dia, menghambat komunikasi yang efektif antar Indonesia dan negara ASEAN lainnya. Padahal, potensi pasar konstruksi terbesar di ASEAN ada di Indonesia. Tanpa kesiapan yang matang di bidang diplomasi, Indonesia dapat terancam kerugian.
“Kita tidak tahu apa yang mau diomongkan, mana yang mesti ditolak, apa yang mau ditawarkan, karena tidak punya orang yang terjun di bidang ini secara spesifik,” katanya.