Meski kejadian ini sempat mendapat perhatian khusus media, karena Hamilton tampak seperti melecehkan sang hostes, namun wanita tersebut tampaknya tak terlalu mengambil hati atas perlakuan pembalap asal Inggris itu.
“Kejadian itu hanya berlangsung selama satu atau dua detik, dan saya tidak berpikir terlalu banyak tentang hal itu,” kata Liu Siying, wanita berusia 22 tahun lulusan Shanghai Institute of Visual Art, yang bekerja untuk sebuah perusahaan real estate kepada Shanghai Daily, seperti dilansir Reuter pada Jumat (17/4/2015).
“Saya pikir beberapa media asing lebih sensitif terhadap kejadian ini daripada media lokal. Saya hanya melakukan apa yang diperintahkan kepada saya, yaitu untuk berdiri di podium, dan itulah yang saya lakukan,” tambahnya.
‘Insiden’ tersebut terekam dalam foto-foto media asing dan lokal yang menunjukkan sang wanita berkedip saat Hamilton menyemprotnya dengan sampanye. Kejadian ini memicu kecaman dari beberapa kritikus di Inggris dan Jerman, serta di media sosial Tiongkok.
The Daily Mail menyebutkan Hamilton telah bersikap tidak sopan, sementara surat kabar Times mempertanyakan apa yang ada di pikiran pembalap Inggris tersebut sehingga melakukan hal itu.
“Menyemprotkan sampanya di podium F1 memang hal biasa. Namun, tidak ada alasan yang memberinya hak untuk berperilaku seperti hooligan dengan menyemprot wanita tersebut dengan sampanye. Bahkan tidak saat ia menang,” tulis editorial di Times.
Praktek penyemprotan sampanye di podium F1 telah berlangsung sejak tahun 2000 lalu, ketika sampanye merk Mumm mulai menyediakan produk mereka untuk gelaran balapan bergengsi tersebut. Pemenang balapan menyemprot semua orang di podium, dan tentunya juga diri mereka sendiri sebagai bentuk perayaan.