Jakartakita.com – Kota Jakarta, gudangnya komunitas. Beragam komunitas ‘tumplek blek’ memeriahkan deru kehidupan metropolitan. Namun dari sekian banyak komunitas, hanya sedikit yang peduli pada kelestarian budaya Betawi.
Adalah OSEBA (Onthelis Setoe Babakan) , salah satu komunitas unik yang punya visi misi mempromosikan budaya Betawi lewat sepeda onthel. Komunitas sepeda onthel yang memiliki basecamp di cagar budaya Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini dibentuk oleh 12 onthelis diantaranya adalah Kardi, Budi Black, Isro, Salman, Heri Sucahyono, Dian, Alex, Joko, Rifai, H Muktar, H Heri dan Eko Parwoto.
Komunitas onthel yang dibentuk pada tanggal 11 Maret 2011 ini mengutamakan silaturahmi, dan memiliki motto dalam bahasa Betawi yang unik yakni “Onthel Cuma Sarane, Silaturahmi yang Utame”. Sementara untuk melestarikan budaya Betawi, setiap anggota OSEBA kerap mengenakan baju pangsi yang merupakan baju tradisional Betawi atau berpakaian ala ‘opas’ di zaman penjajahan Belanda.
Pada Minggu (19/4/2015), Jakartakita.com sempat berbincang dengan sepasang suami istri Bang Kardi dan Ibu Supini yang merupakan pendiri komunitas OSEBA. Kebetulan komunitas ini adalah salah satu yang diundang Bens Radio untuk memeriahkan acara Jalan Sehat Budaya Betawi dalam rangka HUT Bens Radio di Setu Babakan.
Bang Kardi pun dengan semangat bercerita tentang komunitasnya. Berdasarkan penuturannya, jumlah anggota komunitas OSEBA kini ada 70 onthelis. Mereka adalah pecinta sepeda onthel yang berdomisili di Setu Babakan dan sekitarnya.
Selama ini, ada banyak kegiatan yang menjadi program OSEBA. Diantaranya adalah pada minggu pertama dan kedua setiap bulannya, komunitas ini berkumpul di Setu Babakan yang menjadi basecamp mereka. Sementara, pada minggu ketiga, anggota OSEBA melakukan kunjungan silaturahmi ke rumah-rumah anggota. Pada kunjungan itu yang diutamakan adalah membesuk anggota OSEBA yang mengalami sakit atau sedang ditimpa bencana.
Sedangkan pada minggu keempat, kegiatan OSEBA adalah mengonthel ke sejumlah tempat yang bernuansa alami guna untuk melestarikan eksistensi alam, seperti ke Kali Pesanggarahan-Jakarta Selatan dan Hutan UI.
Komunitas ini lumayan populer di Jakarta. Beberapa even penting yang mengangkat budaya Betawa, OSEBA pasti diundang.
Komunitas ini tak hanya menggowes sepeda onthel di wilayah Jakarta dan sekitarnya loh. Bulan Juli tahun lalu, OSEBA pernah mengadakan tur sambil menggowes onthel ke Bali. Wow…jauh juga ya!
Saat ditanya, apa harapan Bang Kardi selaku pendiri OSEBA tentang ibukota Jakarta. Bang Kardi hanya berharap Jakarta lebih ramah terhadap akar budaya Betawi dan penggowes sepeda. Maklum banyak jalan-jalan protokol di Jakarta yang tidak ramah bagi pengendara sepeda.
Padahal di kota-kota besar dunia pasti memiliki tempat yang layak bagi para pengendara sepeda. Karena para pengendara sepeda ikut berpartisipasi mengurangi polusi udara di kota-kota besar dunia.