Jakartakita.com – Apakah Anda sudah punya rencana piknik keluarga di hari minggu ini? Kalau belum, mungkin Anda perlu memasukkan Perkampungan Betawi Setu Babakan ke dalam daftar tujuan piknik Anda. Pasalnya, di perkampungan ini, selain Anda bisa menghirup udara segar sambil mengenal budaya Betawi dan berwisata kuliner. Anda pun tak perlu merogoh kocek dalam-dalam seperti halnya kalau Anda piknik ke pusat perbelanjaan atau pusat rekreasi lainnya. Lokasinya pun masih di selatan Jakarta.
Setu Babakan merupakan oase di tengah hiruk-pikuk ibukota. Di perkampungan Betawi yang terdapat di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini, masyarakatnya masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, seperti; memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan ini didirikan pada 18 Agustus 2000 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 92 tahun 2000. Sejak diterbitkannya SK itulah, satu demi satu fasilitas dibangun, perkampungan dan setu yang ada didalamnya dibangun dan ditata pada pertengahan Oktober 2000. Hingga akhirnya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 20 Januari 2001
Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar menikmati suasana sambil menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
Sebenarnya destinasi wisata ini ‘nyaris’ sempurna. Namun sayang, belakangan kondisinya agak mengenaskan. Apalagi dengan adanya proyek renovasi yang ‘mangkrak’ akibat kisruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 belum cair. Bahkan sejumlah fasilitas umum di Perkampungan Budaya Betawi, Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, dalam kondisi rusak dan dibiarkan tidak terawat karena tidak ada dana.
Sejumlah ruas jalan di Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan rusak parah. Saat malam tiba, perkampungan ini nyaris gelap gulita karena fasilitas penerangan banyak yang rusak. Secara umum, nafas kawasan perkampungan Betawi, kebanggaan Jakarta itu nyaris ‘megap-megap’. Butuh kucuran dana secepatnya.
Meskipun kurang dana, setiap hari Minggu, Setu Babakan masih menampilkan pertunjukan budaya Betawi seperti tari-tarian, lenong dan demo masak. Jumlah pengunjung meski tidak bisa dikatakan banyak, namun hampir selalu ada meramaikan Setu Babakan. Mereka kebanyakan datang rombongan dari luar Jakarta untuk belajar budaya Betawi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI punya mimpi besar untuk merombak kawasan ini. Nantinya, Perkampungan budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan bakal disulap menjadi wisata modern pada 2020. Tentu saja, konsep cagar budaya tetap melekat pada kawasan ini. Perkampungan ini bakal memiliki tambahan hutan kota dan pulau buatan, museum, gedung pertunjukan, dermaga penginapan, ruang pelatihan, hingga convention hall. Wow, keren kan?