Jakartakita.com – Empat negara anggota ASEAN yakni Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia dikabarkan akan melakukan pembahasan untuk meningkatkan harga komoditas karet dan kopi yang kini mengalami penurunan.
Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan RI dengan Menteri Pertanian Vietnam, Cao Duc Phat telah melakukan pembicaraan dan akan mengajak empat negara anggota ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia untuk membahas strategi menaikkan harga komoditas karet dan kopi.
“Kita bersama-sama membahas strategi untuk mengupayakan dan mengangkat kembali harga karet dan kopi yang saat ini jatuh,” ujar Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan, seusai pertemuan bilateral, World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) beberapa waktu lalu.
Gobel menjelaskan, turunnya harga komoditas karet dan kopi tersebut dirasakan oleh tiga negara lainnya, dan Ia mengharapkan, masalah ini bisa dipecahkan di bawah kepemimpinan Malaysia pada ASEAN saat ini.
“Salah satu isu konkritnya itu, bagaimana kita bisa pecahkan di bawah kepemimpinan Malaysia,” tandasnya.
Seperti dilansir dari AntaraNews, Pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan serapan karet alam dalam negeri, yang saat ini dari total produksinya sebesar 3,1 juta ton per tahun, hanya bisa diserap 18% untuk kebutuhan industri lokal dan sisanya untuk ekspor.
Pemerintah berupaya meningkatkan penyerapan karet alam sebesar 100.000 ton per tahun, dan akan direalisasikan tahun 2015 ini. Sehingga, diharapkan nantinya total penyerapan karet alam dalam negeri minimal dapat mencapai kisaran 700.000 ton.
Penyerapan karet alam ini diperuntukkan kepada beberapa proyek infrastruktur nasional seperti dock fender, yang sedang dalam program pembangunan fasilitas pelabuhan, bahan campuran aspal jalan, rubber pads rel kereta api, bantalan jembatan, dan lainnya.
Selain itu, untuk mendukung pembangunan infrastruktur nasional, maka akan diterapkan melalui produk-produk berbasis karet alam yang ada. Ini dipercaya Rachmat dapat dikembangkan di dalam negeri yaitu karpet untuk sapi (cow mat), genteng karet, paving block, bearing bangunan antigempa, penguatan tebing, kasur lateks, dan masih banyak lainnya.
Langkah ini diambil, oleh karena berlimpahnya pasokan karet dunia saat ini, yang menyebabkan harga karet alam hanya jatuh sekitar 1,5 dolar Amerika Serikat per kilogramnya atau setara dengan Rp 18.000 per kilogram.
Dijelaskan oleh Rachmat, untuk pasar ekspor Karet saat ini yang paling besar adalah ke Amerika Serikat, dimana ekspor karet mentah ke Negeri Paman Sam tersebut mencapai 400.000 ton per tahun, dan ekspor terbesar kedua adalah Jepang sebanyak 270.000 ton.
Selain itu, ekspor ke Tiongkok sebanyak 260.000 ton, India 136.000 ton, dan yang mulai mengalami kenaikan adalah ekspor karet alam ke Brasil sebesar 74.000 ton.