Jakartakita.com – Bukan hanya Indonesia saja yang terkena dampak dari penguatan nilai tukar Dollar AS. Perusahaan besar AS sekaliber Microsoft juga mengalami dampak cukup signifikan akibat penguatan nilai tukar mata uang negara-nya Obama ini.
Baru-baru ini, BBC News melaporkan, pendapatan Microsoft menurun 12 persen di kuartal pertama 2015. Dari yang sebelumnya 5,6 miliar dollar AS menjadi 5 miliar dollar AS atau setara Rp 62 triliun. Disinyalir, hal tersebut dikarenakan penguatan dollar yang memangkas daya beli masyarakat di negara-negara lain.
“Penguatan dollar AS berdampak signifikan pada hasil,” kata perwakilan Microsoft, sebagaimana dilaporkan BBC, baru-baru ini.
Selain itu, Microsoft juga harus membayar 190 juta dollar AS atau setara Rp 2,4 triliun untuk operasional bisnisnya selama kuartal I ini. Termasuk pula di dalamnya adalah pembiayaan integrasi dengan divisi mobile Nokia.
Walau begitu, secara spesifik layanan cloud Microsoft menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Penjualan penyimpanan komputasi tersebut dua kali lipat di atas target perusahaan.
“Kami melihat pertumbuhan yang sangat hebat untuk layanan cloud kami di kuartal ini,” kata CEO Microsoft Satya Nadella.