Dobrak Kejenuhan, Pesta Seni Jogja Artweeks 2015 Digelar

foto: istimewa

Jakartakita.com – Sebagai salah satu barometer seni nasional, DI Yogyakarta seakan ingin bangkit dari kejemuan melalui digelarnya Jogja Artweeks 2015. Parodi sarkastis tidak lagi dianggap sebagai kesenian yang brilian. Semakin sering ditampilkan justru membuat publik menjadi jenuh oleh karenanya.

JAW15 merupakan acara tahunan yang digelar di Yogyakarta. Namun pada tahun ini, akan nampak berbeda. Panitia dari acara ini tidak mencari karya seni yang sudah finishing, melainkan juga yang masih mentah. Tema JAW15 kali ini adalah ‘Embrace! Past and Future at Present’. Sebanyak 235 ide atau konsep, dan sudah ada 46 yang sesuai tema dikabarkan telah lolos untuk dilanjutkan sampai jadi.

“Kalau yang sudah jadi, susah untuk develop lagi. Kami ingin memberi alternatif baru, yaitu membantu developing-nya,” ujar Yan Parhas, Direktur JAW15, pada hari Jumat (8/5/2015).

Seniman yang terpilih akan diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengembangkan ide atau konsep, mengunggah pemikirannya lewat akun media sosial sebagai bagian awareness dari acara nanti.

“Mereka pun akan punya strategi untuk men-develop karyanya nanti,” ujar Yan.

Sebanyak 46 seniman terpilih melalui tahapan rasionalisasi tertentu. Tidak hanya seniman profesional saja yang bisa mengikuti acara ini, mereka datang dari berbagai latar belakang, seperti seni rupa, fotografi, marketing komunikasi, dan akademisi pun ada.

“Kami hanya membantu menyoal paradigma, wawasan, memberi wacana atau referensi saja, tentunya untuk mempertajam karyanya agar lebih berbobot,” tambah Yan.

Ada waktu sekitar empat minggu bagi para seniman untuk menuntaskan ide dan konsepnya. Jika mungkin, mereka berkonsultasi setiap hari. Namun ada pula yang sampai dua minggu sekali baru menghadap “dosen pembimbing”-nya. Karya harus siap dipamerkan 25 Mei 2015 mendatang.

Konsep seni para peserta akan dipamerkan selama sekitar tiga minggu, mulai dari tanggal 9 hingga 27 Juni 2015. Pameran ini sendiri akan dipusatkan di Universitas Gadjah Mada.

“Akan ada bermacam konsep disini, ada karya dua dimensi, tiga dimensi, ada pula yang 3 dimensi plus social experiment,” ungkap Yan. Sesuai dengan kebutuhan lokasi pameran.

Seniman yang mengisi acara ini tidak semua berkecimpung di dunia seni sehari-hari. Ada yang dosen, mahasiswa, sampai warga negara asing. Yang pasti, mereka lolos seleksi karena memenuhi floating factor–karyanya merangsang imajinasi–serta embrace factor–membawa semangat keterbukaan.

9 hingga 27 Juni 2015DI YogyakartaJAW15Jogja Artweeks 2015.universitas gadjah madausung tema dan konsep berbeda
Comments (0)
Add Comment