Jakartakita.com – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen, melambat dibanding pertumbuhan ekonomi pada periode sama tahun lalu yang mencapai 5,14 persen.
Hal ini berdampak juga pada lesunya pasar mobil Indonesia. Penjualan mobil secara nasional diprediksi hanya akan menyentuh angka sekitar 1,1 juta unit sampai akhir tahun ini.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (7/5/2015) memperkirakan penjualan mobil Toyota secara nasional akan turun kurang dari 10 persen.
Indikasi penurunan tersebut, seperti dilansir dari Antara, terlihat dari kondisi pasar Januari-Pebruari yang di bawah estimasi. Selain itu, lanjut dia, anggaran dari pemerintah belum turun untuk menstimulasi kegiatan ekonomi. Ditambah lagi, nilai tukar rupiah yang masih bertengger pada angka di atas Rp12.000 per dolar AS, kemudian harga komoditas pertambangan dan perkebunan pun cenderung turun.
Menurut Rahmat, kondisi itu membuat kalangan swasta tidak mau gegabah melakukan pembelian (mobil), masyarakat pun ‘wait and see’ untuk membeli.
Oleh karena itu, diakuinya, bila pasar mobil secara nasional turun, maka penjualan Toyota juga akan turun. Dalam kondisi pasar yang lesu itu, kata dia, TAM tetap melakukan aksi, termasuk peluncuran model baru sesuai rencana.
Mengatasi lesunya pasar mobil, pihak Toyota berupaya membantu konsumen antara lain melalui bunga kredit kepemilikan kendaraan yang terjangkau dan membantu konsumen menjual mobil lama mereka.