Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Suko Wibowo mengatakan, Kerusakan jalan terbanyak sepanjang tahun ini terdapat di wilayah Jakarta Barat dengan jumlah 1033 titik. Sebanyak 703 titik di antaranya telah selesai diperbaiki dan masih menyisakan 330 titik. Kemudian disusul wilayah Jakarta Timur sebanyak 588 titik. Dari titik jalan rusak itu 251 titik sudah diperbaiki atau masih menyisakan 337 titik.
Selanjutnya, untuk di wilayah Jakarta Selatan, titik jalan rusak yang telah diperbaiki berjumlah 314 titik dari total kerusakan 528 titik. Sementara 91 titik sisanya masih terus dilakukan perbaikan secara bertahap.
Sedangkan di Jakarta Pusat, jalan rusak rampung diperbaiki berjumlah 333 titik di antara 442 total titik kerusakan. Di antaranya, Jalan Gunung Sahari, Jalan Suprapto, Kramat Raya, Jalan Senen Raya, Jalan Abdul Muis, dan Jalan Jati Baru. Sementara di Jakarta Utara, terdapat 407 titik jalan rusak. Yang sudah diperbaiki 363 titik, sehingga masih menyisakan 44 titik jalan rusak. Ruas jalan yang telah diperbaiki di wilayah itu, antara lain, Jalan Boulevard Barat, Jalan Boulevard Raya, Jalan Bugis, Jalan Pelumpang, dan Jalan Yos Sudarso.
“Perbaikan sementara jalan rusak dengan tambal sulam ini bisa bertahan tiga bulan kalau lalu lintas di lokasi tidak padat. Tapi kalau lalu lintas padat dan daerah genangan, satu bulan bisa rusak lagi,” jelas Suko.
Saat ini Pemprov DKI Jakarta telah memulai proses lelang barang dan jasa agar dapat melakukan pemeliharaan jalan secara permanen atau pemeliharaan berat mulai dari aspal panas (hotmix) sampai dengan betonisasi jalan.
Untuk tahun 2015, Pemprov DKI menyiapkan dana Rp 350 miliar untuk pemeliharaan jalan. Anggaran tersebut akan digunakan untuk perbaikan jalan, saluran tepi jalan, trotoar, flyover, under pass, jembatan hingga perbaikan kerusakan jalur bus way yang berskala kecil.