Dia menambahkan, kendala juga datang dari Unit Pelaksana Teknis Parkir. Karena lahan yang digunakan untuk Lenggang Jakarta awalnya parkiran. Namun, dokumen dalam Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) tidak mencatatnya.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Joko Kundaryo menjelaskan, di Lenggang Jakarta terdapat 350 kios. “Ada sekitar 140 pedagang makanan dan sisanya akan ditempati oleh pedagang pakaian maupun souvenir,” ujarnya di Balai Kota, Senin siang, 11 Mei 2015.
Lapangan IRTI Monas diubah menjadi Lenggang Jakarta. Area yang sebelumnya dijadikan lokasi parkir ini ditata dan diberi fasilitas seperti kios dan lapak untuk pedagang kaki lima, serta kursi dan meja untuk pengunjung.
Joko mengatakan, salah satu keunggulan dari Lenggang Jakarta ialah tak menggunakan uang tunai untuk bertransaksi. Dari transaksi uang pembeli langsung masuk ke rekening pedagang. Pemprov DKI menggandeng Bank Mandiri untuk menyediakan EDC, kartu e-money juga pelatihan penggunaan EDC.
Dari nilai transaksi yang tercatat di bank, ia menambahkan, Pemprov DKI bisa melihat apakah pedagang tersebut bisa mengelola keuangan atau tidak. “Jika cash flow keuangannya baik, nanti pemerintah bisa memberikan bantuan modal. Selain itu, bank juga akan mengetahui keuangan pedagang tersebut,” tuturnya.
Sayangnya dari total 350 kios yang tersedia. Hingga kini baru terisi 50 pedagang.