Jakartakita.com – BPS (Badan Pusat Statistik) mengatakan, penyebab melemahnya pasar ekspor Indonesia, dikarenakan adanya perang harga di kawasan Asia Tenggara. Ini juga terjadi dikarenakan, berlebihnya pasokan di masing-masing negera Asia Tenggara. Hal ini yang membuat barang hasil produksi Indonesia sulit menembus pasar kawasan yang pada akhirnya melemahkan kinerja ekspor nasional.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan, bahwa ekspor Indonesia ke negara-negara Asia Tenggara menurun dikarenakan peningkatan produksi di masing-masing negara. Melemahnya permintaan ekspor di ranah Asia Tenggara pun disinyalir membuat negara-negara Asean akhirnya sekarang berlomba-lomba membanting harga, khususnya untuk produk mesin dan peralatan listrik.
“Kini negara-negara di Asia Tenggara malah menurunkan harga barang untuk mendorong ekspornya. Negara tersebut diantaranya adalah Vietnam, Singapura, dan Malaysia, dengan barang-barang listrik dan mesin,” ungkapnya di Jakarta, pada Jumat (15/5/2015).
Pada bulan lalu, BPS pun dikabarkan mencatat nilai ekspor mesin dan peralatan listrik turun hingga 1,7 persen, dari US$ 1,4 miliar pada April 2014, kini menjadi US$ 1,36 miliar.
Sasmito memaparkan, pelemahan ekspor nasional jadi semakin parah, setelah Tiongkok terlibat dalam perang harga.
“Harga produk-produk Tiongkok itu rendahnya tidak masuk di akal sehat. Harga sebuah barang yang biasanya berharga Rp 2 juta, mereka bisa dijual dengan harga Rp 700 ribu. Manfaatnya serupa, tapi kualitasnya sudah pasti dipertanyakan,” tambahnya.
Untuk membalikan keadaan ini, BPS pun akhirnya menganjurkan pemerintah untuk meningkatkan perdagangan intra-Asean, terutama pada komoditas-komoditas yang menguasai pangsa pasar ekspor kawasan. Oleh karena itu, pemerintah dianjurkan untuk melakukan kerjasama dengan negara lain, guna menjaga kekuatan ekspor Indonesia.
“Asal kita kompak dengan Malaysia, kita bisa kuasai ekspor termasuk ke pasar Asean, mengingat ekspor kita dan Malaysia menguasai pasar CPO hampir 90 persen. Pada komoditas karet pun kita juga harus kompak dengan Malaysia, Vietnam, Thailand,” tuturnya.
Sebagai informasi, BPS mencatat bahwa ekspor non migas Indonesia ke negara-negara Asean selama Januari-April 2015 mencapai US$ 9,18 miliar. Sementara itu, impor non migas Indonesia dari negara Asean dalam periode yang sama mencapai US$ 8,56 miliar.