Jakartakita.com – Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un diketahui hanya memenjarakan musuh-musuhnya kala itu, namun kini puteranya sejak menjadi pemimpin korea Utara lebih memilih untuk menghabisi mereka.
Kekejaman dari Kim Jong Un memang membuat orang-orang di sekitarnya kaget. Pernyataan ini langsung diutarakan oleh seorang pejabat tertinggi Korea Utara yang berhasil melarikan diri dari negara tertutup ini.
Park, nama dari seorang pejabat tertinggi di Korea Utara ini mengatakan, walaupun ayah dan kakeknya Kim Il Sung sudah dianggap kejam oleh dunia internasional, namun Kim Jong Un penerusnya, memerintah dengan tingkat kekejaman yang lebih lagi.
“Dalam tiga tahun masa pemerintahannya, sudah ada sekitar ratusan anggota kelompok elite yang telah dieksekusinya,” ungkap Park kepada CNN. Park juga menambahkan sikap yang sangat tegas ini akhirnya telah menggoyang dukungan terhadap Kim Kong Un, yang dikabarkan sejak awal sudah tidak kuat.
Pernyataan Park ini pun tidak bisa diverifikasi secara independen, karena Korea Utara diketahui hingga kini merupakan negara yang sangat tertutup.
Pada kesempatan yang sama, Park mengutarakan bahwa dalam tiga bulan sejak mengambil alih kekuasaan, sudah ada sebanyak tujuh pembantu dekat Kim yang dibunuh, berikut juga keluarga mereka, dan anak-anaknya.
Park pun menambahkan, lewat Dinas intelijen Korea Selatan pun meyakini, bahwa Kim, semasa memerintah telah mengeksekusi 15 pejabat senior tahun ini.
“Sudah banyak pejabat tinggi Korea Utara yang tidak mengetahui arah dari pemerintahan Kim Jong Un,” tandas Park.
“Sepertinya ia tidak tahu bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin. Dia buta politik, pemahaman ekonominya minim, sama juga dengan budaya atau urusan diplomasi,” lanjutnya.
Park pun mengatakan, bahwa rencana awal untuk meniru ekonomi pasar yang lebih terbuka seperti Tiongkok pun tidak pernah direalisasikan. Begitu ada indikasi mengarah keketerbukaan maka langsung dianggap membahayakan oleh Kim.
“Perekonomian resmi hampir tidak berfungsi, rakyat Korea Utara saat ini banyak yang berjuang untuk bertahan hidup lewat berdagang di pasar gelap,” papar Park.
“Kekuasaan pemerintah Korea Utara dalam mengendalikan perekonomian pun dianggap lemah,” tambahnya.
Mengenai eksekusi mati terhadap Park Yong Chol, wakil direktur Badan Penelitian bagi Reunifikasi Nasional Korea Utara. Park menyebut keputusan itu tidak berdasar.
“Setiap negara sudahn pasti akan mengejar para musuhnya, menghukum dan mengeksekusi mereka,” ungkap Park.
Para pejabat senior pun juga semakin khawatir melihat langkah – langkah Kim Jong Un untuk menjauhi Tiongkok yang juga merupakan sekutu utama dan pendukung dari negara itu.
Park mengklaim, ketika Kim tahu bahwa Presiden Tiongkok Xi Jingping berkunjung ke Korea Selatan Juli lalu, dia pun langsung memerintahkan agar hubungan tingkat pemerintah dengan Tiongkok segera dihentikan.
“Persekutuan dengan Tiongkok yang berlangsung selama berabad-abad tidak diperhatikannya lagi. Tiongkok pun akhirnya memilih Korea Selatan sebagai mitra strategisnya. Korea Utara kini semakin menjadi masalah bagi Tiongkok. Itu cara Kim Jong Un semakin membut negaranya terisolasi,” tutup Park.