Memang sudah lama diketahui China merupakan tempat produksi dari beras palsu yang berbahan dasar kentang, ubi jalar dan resin sintetis industri atau plastik ini. Namun Anggota Komisi VI Mohamad Hekal meragukan hal tersebut. Menurutnya bisa saja ada oknum yang memproduksinya di dalam negeri demi meraup keuntungan.
Alasan Hekal diperkuat dengan tidak adanya catatan impor beras karena stok beras di Bulog terhitung masih bisa menyukupi kebutuhan beras untuk beberapa bulan ke depan. Kementerian Pertanian dan Kementerian Pedagangan juga tidak mengeluarkan rekomendasi untuk impor beras.
Jadi ada kemungkinan beras plastik tersebut diproduksi di dalam negeri.