Pemerintah Myanmar: Ada Yang Pura-Pura Jadi Pengungsi Rohingya Agar Dapat Suaka

foto: afp

Jakartakita.com – Panglima militer Myanmar baru – baru ini mengatakan sebagian pengungsi, yang mendarat di Malaysia dan Indonesia pada bulan ini, sebagian ada yang berpura-pura sebagai warga Rohingya, ini mereka lakukan demi mendapatkan bantuan PBB. Pernyataan yang lebih mengejutkan lagi adalah, banyak diantara mereka adalah pelarian dari Bangladesh, ini disampaikan langsung oleh media pemerintah setempat, pada Jumat (22/5/2015).

Pernyataan dibuat pemerintah Myanmar setelah Amerika Serikat mengecam negara tersebut karena dianggap gagal mengatasi invansi migrasi besar-besaran yang terjadi. Menurut pengamat, berakar dari penolakan Myanmar yang mengakui Rohingya, sebuah suku kecil yang tinggal di Myanmar barat, sebagai warga negara Myanmar.

Ada sekitar 1,1 juta penduduk Rohingya diketahui tidak memiliki kewarganegaraan dan hidup dalam kondisi seperti memprihatinkan. Diketahui pula ada sebanyak 140.000 orang mulai mengungsi ketika bentrokan berdarah dengan warga Buddha di provinsi Rakhine di wilayah barat terjadi pada tahun 2012 silam.

PBB pun akhirnya mendesak pemerintah Myanmar untuk segera mengambil tindakan, dengan melindungi ribuan imigran yang terdampar di kapal-kapal di Teluk Benggala dan Laut Andaman dengan menyediakan persediaan makanan dan air kepada mereka.

Ratusan imigran, termasuk Rohingya dari Myanmar dan warga Bangladesh, diketahui lari demi menghindari kekerasan dan kemiskinan di negara mereka tinggal. Diketahui pula bahwa mereka diusir balik ke laut oleh pemerintah Thailand, Malaysia dan Indonesia pada bulan Mei 2015. Meski banyak diantara mereka yang sakit dan menghadapi masalah kelaparan.

Min Aung Hlaing, Jendral senior Myanmar, dalam perhelatannya dengan Antony Blinken, Wakil Menlu AS, pada Kamis (21/5/2015), mengindikasikan bahwa sebagian pengungsi diperkirakan mengasumsikan diri mereka sebagai warga Rohingya dari Myanmar dengan harapan dapat menerima bantuan dari UNHCR, ini dilansir dari harian Global New Light of Myanmar.

“Saya tekankan pentingnya menyelidiki negara asal mereka terlebih dahulu sebelum menuduh yang tidak – tidak,” dikutip dari laporan harian tersebut.

Diketahui bahwa, Warga Rohingya sejak lama memang sudah mengeluhkan tindakan diskriminasi pemerintah Myanmar. Selain itu, ditolaknya kewarganegaraan mereka disana. Namun pihak pemerintah Myanmar membantah adanya diskriminasi terhadap etnik tersebut dan mengatakan hal tersebut bukanlah sumber masalah yang sebenarnya.

Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia, pada Kamis (21/5/2015), telah menjanjikan bantuan dan sudah memerintahkan angkatan laut mereka untuk menyelamatkan ribuan “manusia perahu” yang terkatung-katung di lautan. Sementara salah seorang pejabat Thailand mengatakan Myanmar sudah sepakat untuk menghadiri konferensi darurat yang membicarakan krisis kemanusiaan tersebut.

Malaysia dan Indonesia sendiri diketahui, lewat pertemuan tersebut, mereka akan menampung untuk sementara para imigran yang sebanyak kurang lebih 7 ribu itu, tapi tidak berjanji lebih dari itu.

Kedua negara tersebut juga pada kesempatan yang sama berjanji akan menyediakan tempat perlindungan sementara untuk menampung para imigran, namun Thailand yang selama ini menjadi titik transit perjalanan para imigran tersebut mengatakan, mereka tidak akan mengikuti langkah yang dilakukan Indonesia dan Malaysia. (Berbagai Sumber)

Imigran Rohingyainvansi migrasi besar-besaranmencari suakaMyanmarNasib Manusia Perahupengungsi Rohingyasebagian bukan warga Rohingyasebagian dari mereka bukan RohingyaThailand tidak akan membantu
Comments (0)
Add Comment