Jakartakita.com – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menguraikan perkembangan asumsi dasar ekonomi makro hingga 15 Mei 2015 dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi dan Realisasi APBN-P 2015 di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Kamis (21/5/2015).
Hingga periode ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,7 persen. Menurut Menkeu, angka ini masih berpotensi meningkat jika sektor manufaktur dapat tumbuh di atas 5 persen.
Tingkat inflasi tercatat sebesar 6,8 persen (yoy) atau -0,08 persen (ytd). “Outlook kita untuk inflasi tahun ini perkiraannya sekitar 4 persen, jadi mudah-mudahan bisa di bawah (asumsi) yang di APBN yaitu sekitar 5 persen,” jelasnya.
Menurut Menkeu, hingga periode ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rata-rata sebesar Rp12.866/dolar AS, dengan depresiasi rata-rata sekitar 8,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Jadi memang sudah lebih tinggi daripada yang diasumsikan dalam APBN,” imbuhnya.
Untuk tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, hingga periode ini tercatat sebesar 5,6 persen atau lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2015 yang sebesar 6,2 persen.
Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) rata-rata tercatat sebesar 53 dolar AS per barel. “Masih lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2015 yang 60 dolar AS/barel,” kata Menkeu.
Untuk lifting minyak, hingga 15 Mei 2015 telah mencapai rata-rata 742 ribu barel/hari, lebih rendah dari asumsinya, sebesar 825 ribu barel/hari. “Tapi dari informasi yang saya dapat itu akan 825 (ribu barel/hari) ketika Cepu memang sudah berproduksi, dan itu akan terjadi tahun ini,” jelasnya. Terakhir, untuk lifting gas, rata-rata mencapai 1.164 ribu barel setara minyak per hari, juga lebih rendah dari asumsi yang sebesar 1.221 ribu barel setara minyak per hari.