Departemen Kehakiman AS Terus Kejar Penjahat FIFA

Jakartakita.com – Departemen Kehakiman Amerika Serikat terus kejar pelaku korupsi, suap, pencucian uang, dan tindak kejahatan lainnya seputar organisasi sepakbola dunia, FIFA. Menurut laporan New York Times Jumat (29/5/2015), Kepala IRS yang bertanggung jawab atas investigasi kriminal, Richard Weber, menyebutkan bahwa proses penangkapan lanjutan berpeluang besar untuk dilakukan.

“Aku cukup yakin bahwa kami akan melakukan penangkapan lanjutan. Kami memiliki keyakinan kuat bahwa masih banyak individu yang terlibat dalam tindak kejahatan ini,” kata Weber seperti dikutip ESPN Soccer. IRS (Internal Revenue Service) merupakan agensi pemerintah AS yang bertanggungjawab atas penegakan hukum terkait pajak.

Laporan NY Times ini keluar setelah Sepp Blatter memenangi pemilihan Presiden FIFA di Zurich, Swiss, pada Jumat malam waktu setempat. Ini adalah termin kelima Blatter terpilih. Blatter resmi terpilih setelah Pangeran Ali Bin Al Hussein dari Yordania mengundurkan diri dari pemilihan kedua, setelah pada pemilihan pertama kalah voting.

Meski telah didesak untuk mundur, termasuk oleh Presiden UEFA Michel Platini, Blatter maju terus dalam pemilihan dan akhirnya terpilih kembali.

Setelah terpilih, Blatter menyebutkan bahwa ia pun sebetulnya memiliki tanggung jawab tersendiri atas skandal yang terjadi.

“Kemarin, kemarin lusa, dan hari ini, saya menjadi sorotan atas skandal yang terjadi. Saya menerima ini. Saya akan memikul tanggungjawab. Seperti yang telah saya sebutkan, saya sendiri yang akan mengurusnya. Saya menerima beban ini dan saya ingin memperbaiki FIFA bersama Anda,” kata Blatter.

Blatter kemudian mengatakan bahwa ia akan menyerahkan FIFA yang lebih baik kepada suksesornya di akhir termin kepemimpinannya. “Saya ingin menyerahkan FIFA yang telah keluar dari badai masalah. FIFA yang memiliki jaminan tidak akan diintervensi secara politis. Saya berjanji akan hal ini,” tandas Blatter.

blatterdepartemen kehakimanfifainvestigasiirspenangkapanskandal
Comments (0)
Add Comment