DKI Jakarta Harus Mulai Merombak Ulang Ruang Bisnisnya

foto: jakartakita.com

Jakartakita.com – Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dikabarkan sedang membenahi ruang bisnis yang masih belum terisi. Direktur Eksekutif Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Prasetiya Mulya, Deddy Tedjakumara mengemukakan bahwa sangat perlu ada penataan ulang bisnis di Ibu Kota Jakarta.

“Penataan ulang ini wajib dilakukan karena ada daerah bisnis yang sudah tidak relevan lagi apabila dilakukan di kota seperti di Jakarta,” paparnya, pada Kamis (4/6/2015).

Deddy berpendapat, hal ini tercermin pada fenomena upah mininum regional (UMR) yang kecil untuk kota seperti di Jakarta. Pasalnya, nanti begitu UMR dinaikkan, pasti ada bisnis yang masih cocok dan ada bisnis yang sudah tidak cocok. Hal ini akan menjadi timpang.

Deddy juga mengatakan, dalam kurun waktu dua atau tiga tahun terakhir, relokasi dari industri garmen dinilai sudah tidak cocok berada di Jakarta.

“kenapa bisa begitu? Upahnya hanya seberapa, mau digaji berapa? Sebagian pelaku bisnis tersebut sudah dibawa ke Jawa Tengah. Ini bukan solusi yang permanen, namun hanya tindakan saja, tetapi memang ada bisnis-bisnis yang tidak cocok lagi. Ketika meningkat dan maka value bisnis pun harus meningkat. Kalau tidak, maka tidak akan cukup, dan tidak bisa hidup dari sana,” ungkapnya.

Deddy meninjau, pada umumnya di kota-kota besar kerap membuat industri-industri tidak bisa masuknya ke sektor jasa atau services. Namun jika pengusaha tetap mau masuk, maka masuklah pada industri yang value added-nya besar dan yang sudah menggunakan high tech.

“Kalau diperhatikan, Jakarta dan daerah pendukungnya ini perlu kaji bisnis apa saja yang ada di situ? Ketika suatu konsep kota mendekat, biasanya bisnis itu akan minggir. Tapi ada juga bisnis yang tidak minggir,” imbuhnya.

Deddy mencontohkannya bisnis properti di Jakarta yang tiba – tiba naik dengan drastis. Melihat hal ini, Deddy memandang properti merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Bisa juga dengan membangun pabrik baru, dan lainnya.

“Kita harus menentukan bisnis apa yang bisa dilakukan. Kalau kita lihat, Pemprov DKI sudah menyadari bahwa untuk ke depannya ada portfolio bisnis DKI yang sedang dirumuskan,” tandasnya.

bisnis properti di Jakartabisnis yang sudah tidak relevanDaerah Khusus Ibu Kota Jakartafenomena upah mininum regional (UMR) yang kecilindustri garmenmembangun pabrik barumembenahi ruang bisnistiba - tiba naik dengan drastistidak cocok berada di Jakarta
Comments (0)
Add Comment