Jakartakita.com – Pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II/2015 diproyeksi masih tetap melambat. Otoritas moneter memproyeksi laju produk domestik bruto (PDB) kuartal II berada di level 4,9% sehingga posisi tahun ini di kisaran 5%-5,4% jauh dari asumsi dalam APBNP 2015 sebesar 5,7%.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan, akselerasi pertumbuhan ekonomi tahun ini memang hanya akan bergantung pada belanja pemerintah dan investasi swasta sejalan dengan upaya pembenahan dan pembangunan beberapa infrastruktur nasional.
Menurutnya, akan ada pergerakan positif di sisi ekspor, tapi pemerintah tidak bisa bergantung penuh menyusul masih rendahnya harga komoditas dan belum pulihanya permintaan global. Selain itu, faktor perlambatan China masih juga membayangi.
“Masih lemahnya permintaan global dan rendahnya harga komoditas membuat perekonomian melambat. Namun mulai kuartal II akan menunjukkan perbaikan sejalan dengan implementasi proyek,” katanya, baru-baru ini di Jakarta.
Kepala Ekonom BCA, David Sumual juga menilai perekonomian nasional pada kuartal II masih akan melambat di bawah 5% (year on year), kendati pemerintah sudah menggaungkan mulai mempercepat belanja.
Menurutnya, sinyal perlambatan tersebut sebenarnya sudah terlihat dari realisasi penerimaan pajak maupun bea dan cukai posisi akhir Mei 2015. Masih terkontraksinya pajak atau cukai atas konsumsi masyarakat menunjukan tidak ada andil yang besar dari sisi konsumsi.
“Kelihatan drop sekali, aktivitas ekonomi melemah,” katanya.
Menurut David, pada kuartal selanjutnya, diharapkan ada kenaikan di sisi konsumsi masyakarat akibat beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia.