Jakartakita.com – Saat Belanda masuk ke Indonesia, masyarakat Betawi sangat antipati. Ini dikarenakan budaya yang dibawa oleh bangsa Belanda sangat bertentangan dengan ajaran – ajaran agama Islam.
Apalagi pada dahulu kala bangsa Belanda sangat sering mengadakan pesta ‘khas bule’ yang sudah pasti menyuguhkan berbagai minuman keras didalamnya.
Sejak dahulu diketahui, bahwa masyarakat Betawi sangat kental dengan budayanya sekaligus juga doktrin ajaran agama Islamnya yang kuat. Ini bisa dilihat dari cara berbusana mereka, sebagai contoh, para pria dahulu pasti akan identik dengan sarung, peci dan juga suka membawa golok kemanapun mereka pergi.
“Mereka sering lihat orang Belanda berpesta. Ukuran untuk seberapa meriahnya pesta, adalah seberapa banyak wine yang dikeluarkan dan dihabiskan,” begitulah ujar JJ Rizal, beberapa waktu lalu, di bilangan Jakarta Selatan.
Ia menambahkan, kemungkinan pada saat itu, masyarakat Betawi merasa kesal sekaligus iri. Oleh karena mereka tidak bisa ikut mengonsumsi apa yang orang bule tersebut minum, maka orang – orang Betawi ini pun akhirnya membuat minuman khas mereka sendiri, yakni Bir Pletok. Masyarakat Betawi membuat minuman serupa dengan bir, yang berwarna merah kecokelatan. Yang jadi pembedanya hanyalah tidak ada kandungan alkohol didalam Bir Pletok.
JJ Rizal mengungkapkan, bahwa minuman khas Betawi yang satu ini merupakan hasil dari imitasi budaya yang berlangsung pada zaman dulu.
“Ini adalah konsep imitasi budaya. Orang Betawi menyebutnya ‘bir’ karena warnanya memang seperti bir,” ujar Rizal menjelaskan.
Sedangkan untuk nama ‘pletok’, diambil dari suara yang keluar pada saat membuka botol wine, seperti meniru memang, namun memang begitulah adanya.
Hingga saat ini, bir pletok sering dibuat oleh masyarakat Betawi, tak ayal minuman ini pun akhirnya menjadi minuman khas Betawi. Biasanya minuman ini disuguhkan pada saat pesta-pesta seperti lamaran, pernikahan sampai khinatan (sunatan).
Warnanya yang sangat khas, seperti campuran bir dan anggur. Membuat rasanya menjadi khas dilidah. Tidak getir dan asam layaknya jika meminum bir yang mengandung alkohol. Rasanya pun manis. Rasanya sangat pas untuk dibuat minuman berbuka puasa, karena kalau disuguhkan dingin, maka bisa menghilangkan dahaga. Dan yang terpenting tidak memabukkan.
Namun walaupun minuman ini tidak membuat mabuk. Akan ada sensasi hangat yang ditimbulkan ketika meminumnya. Itu karena Bir Pletok terbuat dari rempah seperti jahe dan serai.
Ada pula campuran daun pandan yang membuatnya jadi tambah wangi. Warnanya pun akan jadi lebih merah, jika ditambahkan kayu secang. Bir pletok juga bisa disajikan panas. Namun bisa pula diminum dengan es batu, rasanya akan semakin segar.