Jakartakita.com – Di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terdapat wilayah dengan nama Duri Kepa.
Mengenai asal-usul nama Duri Kepa, Zaenuddin HM, menjelaskan dalam dalam buku karyanya berjudul “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012.
Dalam buku tersebut, diungkapkan bahwa asal-usul nama Duri Kepa berasal dari jenis pepohonan yang tumbuh pada masa lalu.
Di kawasan itu dulu banyak tumbuh pohon kepa (syzqium polycephalum) yakni pohon buah sejenis jambu-jambuan.
Orang Betawi menyebut buah itu Gohok, orang Sunda menyebutnya Kupa Beunyeur dan orang Jawa menyebut Gowok atau Dompyang.
Pohon Kepa atau Gowok tumbuh liar terutama di hutan-hutan sekunder, antara ketinggian 200-1.800 meter.
Kepa ditanam untuk diambil buahnya, kerap dijual di pasar untuk dimakan dalam keadaan segar, sebagai bahan rujak, dan kayunya yang berwarna kemerahan dijadikan bahan bangunan serta perabot rumah tangga.
Daerah Duri Kepa dahulunya merupakan perkebunan pohon Kepa. Di hampir semua halaman rumah warga pun tumbuh pohon tersebut, sehingga kawasan itu popular dengan sebutan Kepa.
Entah mengapa kemudian disebut Duri Kepa, mungkin gabungan dari kata “duri” dan “kepa,” meskipun pohoh kepa atau gohok tidak berduri.
Kini, di Duri Kepa tidak lagi ditemukan pohon Kepa. Saat ini, Duri Kepa merupakan tempat permukiman penduduk yang cukup padat.
Kawasan Duri Kepa sekarang penuh dengan pertokoan yang menghadap ke jalan raya dan warganya terdiri dari orang Betawi dan sebagain lainnya pendatang dari Jawa, Sunda serta etinis Tionghoa.