Jakartakita.com – Tidak banyak orang yang tahu kalau motor tua klasik dan antik merupakan sebuah hobi yang memiliki nilai investasi yang tinggi dimasa depan. Mari kita simak salah satu geliat bengkel pendukung restorasi motor klasik sekaligus shop klasik milik Tommy Dwi Djatmiko tersebut.
Berbicara mengenai barang antik khususnya motor mungkin yang langsung terbayang adalah perawatannya yang susah, atau sparepart-nya yang tidak dijual di bengkel-bengkel biasa, atau mungkin dikiloin saja. Ternyata yang terbayangkan kebanyakan orang mengenai motor klasik berbeda dengan sudut pandang pengguna motor klasik di ibukota. Ternyata “Motor Jadul” ini memiliki pasar yang cukup besar ditengah kalangan pemotor klasik.
Dilihat dari Industri yang dibangun oleh Tommy Dwi djatimiko yaitu Mastomcustom Motorworks & Mary Jane Therapy® Collectible Goods, yang ada di Kemang Selatan VIII no.67 Jakarta Selatan, terlihat selalu ramai dengan motor klasik eropa bermerek AJS, Norton, BSA, Triumph, Dan lainnya. Beberapa diantaranya membutuhkan perawatan rutin dan ada beberapa yang sedang direstorasi. Sebuah view yang akan membuat para hobiers motor klasik akan betah berlama-lama.
Berawal dari kecintaannya dengan motor klasik eropa tahun 30 – 50 an dan hobinya merestorasi motor-motor tua. Tommy, yang dahulunya tidak memiliki tempat sendiri, kini berhasil membangun sebuah tempat restorasi motor klasik dan vintage-nya, ini merupakan hal yang Ia inginkan sejak dulu.
Berkat buah kerja kerasnya untuk belajar, dan setelah melalui begitu banyak tahapan proses terjun langsung merestorasi beberapa merek motor klasik. Jam terbang Tommy pun semakin tinggi dan kini Ia pun menjadi tenaga profesional dibidang otomotif khususnya motor klasik Eropa. Kegiatan merestorasi motor klasik ini sudah ditekuninya sejak Ia duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Diakui Tommy Dwi Djatmiko, Founder dari Mastomcustom Motorworks dan Mary Jane Therapy® Collectible Goods, modal awal ketika terjun di bisnis ini adalah, dengan membangun satu buah motor miliknya sendiri yang kemudian Ia jual dengan keuntungan dua sepeda motor kondisi bahan, lalu hasil dari dua motor bahan yang didapat melalui proses hunting ia restorasi, Kemudian dijual lagi dengan keuntungan masing-masing dua motor dengan kondisi bahan lagi, dan begitu seterusnya.
Motor bahan diartikan motor belum jadi alias masih dalam kondisi tidak terawat. Setelah proses hunting, Ia biasanya mempelajari dahulu motor bahan tersebut lalu merestorasinya kebentuk orisinil (awal). Kebanyakan pasiennya ingin merestorasi motor klasik ke bentuk awal motor menurut tahun keluaran motor tersebut, karena memang akan bernilai investasi tinggi apabila terjaga keorisinilannya.
Kendala yang Tommy hadapi saat merestorasi motor adalah mencari material atau sparepart dari motor klasik yang sangat terbatas. Karena berbisnis restorasi motor klasik, tidak seperti berbisnis bengkel motor biasa yang sparepart-nya mudah didapat. Diakuinya terkadang Ia harus membeli dari komunitas diluar Indonesia, atau mengakalinya dengan membuat sparepart tersebut sendiri. Dibutuhkan kesabaran dan jaringan relasi yang kuat kalau ingin bermain di bidang ini. Namun Ia sangat menikmati proses hunting pencarian dari material dan sparepart motor di Mastomcustom Motorworks dan barang antik yang ada di Mary Jane Therapy ® Collectible Goods miliknya.
Harga dari tiap motor klasik hasil restorasinya bervariasi, semua tergantung tingkat kesulitan dalam mengerjakan motor tersebut, untuk angka di industri hobi ini tidak ada yang pasti. Semakin antik dan orisinil maka akan semakin tinggi harganya, pun dikemudian hari akan menjadi investasi yang menjanjikan. Kini Tommy sampai 2 tahun kedepan sudah booked, banyak custom project list yang menunggu untuk dia tangani.
Selain itu juga, peranan dari komunitas motor klasik, seperti, Bikers Brotherhood Motorcycle Club, yang Tommy sendiri aktif menjadi anggota didalam club ini sejak tahun 1993. Motor klasik Eropa khususnya di Indonesia sedang berkembang, ini dilihat dari tidak sedikit orang yang datang ketempatnya untuk merestorasi motor klasik, tidak sedikit juga yang datang dari kalangan artis ibu kota. “Mungkin sudah banyak yang sadar kalau motor klasik selain membuat gaya pemakainya juga bisa menjadi investasi jangka panjang, semakin antik dan jarang maka akan semakin tinggi harganya dikemudian hari, alias no price tag, maka dari itu yang punya sesuatu yang antik rawatlah sejak dini” ungkap Tommy.
Selain tempat merestorasi motor klasik, Tommy juga mengembangkan studio fotografi khusus otomotif, event-event seperti Classic Bike Race dan juga Automotive Artwork di Mustomcustom Motorworks. Beberapa project automotive artwork yang pernah Ia kerjakan antara lain bekerja sama dengan desainer Carmanita membuat Mercy Batik dalam rangka 115 tahun Mercedes-Benz di Indonesia.
Dari beberapa project yang pernah dikerjakan, Tommy semakin berkompeten khususnya dibidang industri otomotif. Bagi lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB jurusan Seni Lukis ini, jam terbang yang tinggi dan hasil kerja yang baik, akan menjalin hubungan baik maka yang lainnya akan datang dengan sendirinya. “Saya anggap mereka semua teman saya, simple as that,” tutup Tommy.