Jakartakita.com – Masih teringat oleh kita hilangnya pesawat maskapai Malaysia Airlines yang menimbulkan polemik ditengah masyarakat kala itu. Ada yang bilang bahwa pesawat tersebut dibajak, ada pula yang berpendapat pesawat itu dikontrol bukan oleh pilot dan ko-pilot, melainkan oleh oknum demi kepentingan keamanan internasional.
Kini Kementerian Luar Negeri RI merasa lega sedikit karena tersiar kabar mengenai ditemukannya puing yang diduga adalah serpihan pesawat Malaysia Airlines MH370. Puing itu ditemukan di Pulau Reunion pada Rabu (29/7/2015). Namun sampai saat ini konfirmasi kebenaran puing itu masih ditunggu oleh pihak Indonesia dari pihak Malaysia.
Arrmanatha Nasir, Juru bicara Kemlu RI sangat berharap, melalui penemuannya puing ini, penyebab dari hilangnya pesawat yang membawa 239 penumpang dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014 silam dapat mendapatkan titik terang. “Khususnya untuk para keluarga korban yang kehilangan melalui kejadian memilukan ini,” ungkap Arrmanatha di Jakarta, pada Kamis (30/7/2015).
Arrmanatha juga berharap penemuan puing yang diduga serpihan pesawat MH370 dapat mengarahkan kembali tim pencarian untuk menemukan serpihan lain atau badan pesawat, bahkan jika memungkinkan jasad para korban, walaupun kecil harapan untuk itu.
Dikesempatan yang sama, Abdul Aziz Kaprawi, Wakil Menteri Transportasi Malaysia pada Kamis menyatakan bahwa tim dari Malaysia sedang menuju pulau Reunion, untuk menyelidiki puing dari bagian flaperon sayap pesawat yang ditemukan tersebut. Menurutnya, upaya identifikasi membutuhkan waktu paling tidak selama dua hari.
Puing pesawat yang ditemukan di pulau milik Perancis memiliki panjang dua meter, berdasarkan foto yang tersebar di melalui internet diindikasikan tidak ada tanda-tanda terbakar atau bekas hantaman.
Semenjak hilang tanpa jejak pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysian Airlines MH370 hingga kini belum juga ditemukan meski upaya pencarian terus dilakukan oleh pihak pencarian internasional.
Dalam daftar manifes penerbangan pesawat Malaysia Airlines MH370, terdapat tujuh penumpang asal Indonesia. WNI yang terdaftar sebagai penumpang pesawat tersebut adalah Firman Siregar (25 tahun), Lo Sugianto (47), Indra Suria Tanurisam (57), Chynthya Tio Vinny (47) dan Willy Surijanto Wang (53) serta dua orang terdaftar dengan nama Ferry Indra Suadaya, masing-masing berusia 42 dan 35 tahun.