Secara keseluruhan, sepanjang semester pertama 2015 total belanja iklan meningkat sebesar 4%.
Namun demikian, pertumbuhan belanja iklan ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir.
Pada kuartal yang sama tahun lalu, Nielsen mencatat pertumbuhan belanja iklan adalah sebesar 12%, pada 2013 sebesar 25% dan pada 2012 sebesar 22%.
“Dibandingkan dengan tahun 2014 memang terjadi penurunan belanja iklan yang signifikan pada kuartal kedua, dari 12% menjadi 6%. Kampanye pemilihan presiden menjadi faktor pembeda yang sangat kuat, dimana tahun lalu kampanye politik merupakan pendorong utama pertumbuhan belanja iklan,” tutur Hellen Katherina, Direktur Media, Nielsen Indonesia, disela-sela jumpa pers di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dijelaskan, kontributor utama untuk pertumbuhan belanja iklan masih TV dengan peningkatan sebesar 9%. Peningkatan tersebut lebih didorong karena kenaikan harga iklan (rate card).
Rokok Kretek merupakan pengiklan terbesar di televisi dengan total nilai belanja iklan lebih dari Rp2,2 triliun dan mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 49%.
Adapun pertumbuhan belanja iklan tertinggi kedua berasal dari kategori Jasa Layanan Online dengan pertumbuhan sebesar 43%; dan kategori produk Susu Pertumbuhan adalah pengiklan dengan pertumbuhan tertinggi ketiga dengan 33%.
“Dari sisi total nilai belanja iklan, pengiklan terbesar di televisi kedua setelah Rokok Kretek adalah kategori produk Perawatan Rambut yang mencatat total nilai belanja iklan lebih dari Rp2 triliun; disusul oleh kategori produk Kopi dan Teh dengan total nilai belanja iklan lebih dari Rp1,8 triliun,” jelasnya lagi.
Sementara itu, bila melihat pertumbuhan nilai belanja iklannya, kategori Rokok Kretek adalah yang tertinggi dengan pertumbuhan sebesar lebih dari Rp700 miliar dengan tiga kontributor terbesar Djarum Super Mild, Dji Sam Soe 234 dan Sampoerna A Mild.
Pertumbuhan belanja iklan tertinggi kedua berasal dari kategori produk Susu Pertumbuhan dengan nilai sebesar lebih dari Rp360 miliar dengan kontributor terbesar SGM Eksplor 1 Plus, Dancow 1+ Madu dan Lactogen 3.
Sedikit dibawahnya adalah kategori Jasa Layanan Online dengan total nilai belanja iklan sebesar lebih dari Rp350 miliar dengan tiga kontributor terbesar Traveloka.com, Tokopedia.com dan Blibli.com.
Ditambahkan, belanja iklan di suratkabar masih memperlihatkan penurunan. Kuartal pertama turun 11%, dan di kuartal kedua lebih baik dengan penurunan hanya 4%.
“Industri properti memperlihatkan pertumbuhan belanja iklan yang positif di suratkabar, yang disumbang oleh kategori Hotel dan Restoran (+15%) dan Real Estate (+12%),” tuturnya.