Jakartakita.com – Apakah Anda termasuk tipe orang yang tidak bisa lepas dari kebiasaan memotret apapun yang dilihat dengan kamera ponsel, saku atau SLR? Sedikit-dikit foto, dimana pun, kapan pun selalu mengabadikan momen dengan kamera. Bahkan tangan Anda rasanya ‘gatal’ kalau belum memotret makanan dan mempostingnya di akun media sosial Anda. Kalau iya, maka Anda beresiko mengalami penurunan daya ingat.
Seperti dilansir dari situs BBC.co.uk, Psikolog Universitas Fairfield, Linda Henkel, menyebutkan foto memperlengah ingatan kita untuk mengenang hal secara rinci. Ini terutama terjadi pada orang-orang yang sering mengambil foto.
Pada 2014, Henkel meneliti sekelompok siswa yang pergi ke museum. Ia meminta mereka memfoto sejumlah karya seni dan mengamati karya seni lainnya. Hasilnya, mereka lebih mampu mengingat karya seni yang tidak mereka foto.
Henkel menjelaskan fenomena ini terjadi karena manusia memperlakukan foto layaknya ingatan. Dengan adanya foto, membuat manusia malas mengingat detil, karena mereka beranggapan sudah ada foto yang akan membantu mengingatkan setiap momen bila diperlukan.
Kesimpulan itu diambil ketika kita melihat foto lama. Henkei mengamati bahwa generasi muda sekarang terlalu banyak mengambil foto. Ini terjadi karena munculnya teknologi foto digital. Akibatnya, generasi muda memperlakukan foto sebagai alat komunikasi dengan sesama.
“Banyak orang mengambil foto tidak untuk menjadi pengingat, tapi sekadar mengatakan apa yang sedang dirasakan saat ini,” ujar Henkel. Padahal generasi lebih tua mengambil foto sebagai peringatan terhadap sesuatu atau hanya pada peristiwa istimewa.
Henkel mengusulkan agar setiap orang membatasi pengambilan foto dalam sehari, jika tidak mau mengalami gangguan ingatan di kemudian hari. Henkel juga menyarankan akan lebih baik bila setiap orang meletakkan kameranya dan menikmati setiap momen dalam ingatan saja. Makanan juga akan terasa lebih lezat tanpa ddan diposting ke media sosial terlebih dahulu.