Jakartakita.com – Kabar duka kembali datang dari Arab Saudi. Sebanyak 310 jamaah haji meninggal dunia di Mina, Kamis (24/9/2015).
Insiden ini menjadi trending topic di Twitter dengan hastag #TragediMina. Ucapan dukacita pun mengalir dari para netizen.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi. Dalam peristiwa itu, sekelompok jamaah tiba-tiba berhenti, sehingga terjadi penumpukan jamaah yang berdesak-desakan. Namun, pihak Kedubes RI di Arab Saudi memastikan bahwa jalur itu bukanlah jalur yang digunakan oleh jamaah haji Indonesia untuk menuju tempat lontar jumrah. Jadi kemungkinan jamaah haji Indonesia menjadi korban sangat kecil. Korban tragedi Mina didominasi oleh jamaah haji dari Mesir dan Afrika.
Sebenarnya tragedi ini bukanlah yang pertama kalinya. Sejak tahun 1990 setidaknya tercatat sudah enam kali terjadi dan sudah menelan korban hingga ribuan jiwa.
Tragedi Mina yang terburuk terjadi pada tahun 1990 yang menelan korban tewas 1.426 jiwa, 600 jiwa di antaranya adalah jamaah haji Indonesia, akibat berdesakan dan terinjak-injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.
Pada 1994, kasus serupa kembali terjadi. Sebanyak 270 jamaah dilaporkan tewas terinjak-injak saat lempar jumrah di Mina. Pada 1998, kurang lebih 180 jemaah haji tewas.
Berlanjut pada 2001, 35 jamaah terinjak pada ritual serupa di tempat yang sama. Kemudian pada 2004 244 jamaah tewas karena terinjak. Lalu pada 2006, 360 jamaah juga tewas karena terinjak.