Jakartakita.com – Genap sudah 50 tahun kisah Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Selama setengah abad, perjalanannya sudah menjadi sejarah hitam di Indonesia.
Sejak peristiwa 30 September tahun1965 lalu, sampai sekarang masih menyisakan luka diantara kita. Sosok anak kecil tanpa dosa, yang masih berusia lima tahun ikut menjadi korban tragedi memilukan sepanjang sejarah Indonesia. Seorang bocah TK yang tidak tahu apa-apa, meninggal sebagai tameng sang Ayah ketika gelap malam mengintai kediaman mereka.
Yah dialah Ade Irma Suryani Nasution, putri Jenderal A.H Nasution yang meninggal di peristiwa G30S PKI. Bocah kelahiran 19 Februari 1960 itu tertembak oleh gerombolan G30S PKI untuk melindungi ayahnya. Jenderal A.H Nasution berhasil menyelamatkan diri melompat tembok yang berbatasan dengan Kedutaan Besar Irak.
Namun, sayangnya nyawa Ade Irma Suryani Nasution malah tak tertolong. Ade meninggal tanggal 6 Oktober 1965 setelah sempat dirawat intensif di RSPAD Gatot Subroto.
Ade pun dimakamkan di Jalan Prapanca Raya, Komplek Kantor Walikota Jakarta Selatan. Pada nisan putih itu tertulis, “Anak saja jang tertjinta. Engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ajahmu.”
Bagi Anda yang ingin melihat dari dekat koleksi peninggalan Ade Irma Suryani Nasution, datang saja ke Monumen Pancasila Sakti di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, atau di Museum Sasmita Loka Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Jalan Teuku Umar No. 40 Menteng, Jakarta Pusat.
Akan kuingat selalu, Ade Irma Suryani
waktu dipeluk dipangku ibu
dengan segala kasih
kini ia terbaring di pangkuan Tuhan
senang dan bahagia hatinya
kini ia terlena tertidur terbaring
nyenyak di pelukan Tuhannya