Jakartakita.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng kontraktor asal Jepang dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk. dalam proyek pengerjaan sudetan kali Ciliwung, untuk menanggulangi permasalahan banjir di ibukota DKI Jakarta.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan, proyek dengan nilai investasi Rp 1,8 triliun ini bisa selesai pada 2017.
“Nantinya, setelah tahun 2017 dan seterusnya, diharapkan Jakarta bisa bebas banjir,” katanya, di Kampung Pulo, Jakarta, Senin (12/10/2015).
Adapun proses pengerjaannya, jelas Basuki, yakni dengan membangun sudetan yang terbuat dari 2 pipa besar. Masing-masing pipa memiliki diameter dalam 3,5 meter dan diameter luar 4,05 meter. Untuk teknologi yang diterapkan, sama seperti Mass Rapid Transit (MRT) yakni pembuatan terowongan bawah tanah.
Diharapkan, dengan terbangunnya sudetan yang dibiayai APBN ini dapat mengalirkan sebagian volume air yaitu 60 meter kubik per detik dari kali Ciliwung.
“Ini hampir sama dengan teknologi bor MRT tapi skalanya lebih kecil,” ujar Basuki.
Lebih lanjut Basuki mengatakan, nantinya PT Wijaya Karya bisa belajar teknologi yang diterapkan kontraktor asal Jepang tersebut. Tujuannya agar bisa diterapkan di berbagai kota lain yang masih mengalami banjir tanpa bergantung kepada Jepang lagi.
“Setelah ini kita bisa kerjakan proyek lain terutama yang melewati kawasan perkotaan,” papar Basuki.
Sebelumnya diberitakan, normalisasi Kali Ciliwung untuk mencegah banjir sudah mencapai sekitar 53,47 persen untuk terowongan line 1 dan line 2. Pekerjaan selanjutnya untuk line 3 dan line 4 akan dilanjutkan dengan target selesai 8 bulan.