Jakartakita.com – Nielsen Advertising Information Services melaporkan, dibandingkan dengan kuartal tiga tahun lalu, di kuartal ketiga tahun ini belanja iklan TV menunjukkan pergerakan positif sebesar 6% yaitu menjadi sebesar Rp20,9 Triliun dari sebelumnya Rp19,7 Triliun. Untuk periode sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh sebesar 8% menjadi Rp62 Triliun.
“Nilai belanja iklan di periode tersebut sebagian besar diserap oleh program Entertainment/Hiburan dan Series/Serial yaitu dengan proporsi masing-masing sebesar 23% dan 22%, atau hampir separuh dari keseluruhan belanja iklan TV,” Hellen Katherina, Direktur Media, Nielsen Indonesia, di Jakarta, Rabu (18/11/2015).
Lebih lanjut dijelaskan, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, program Hiburan secara konsisten menjadi program dengan total nilai belanja iklan terbesar dibandingkan program lainnya, selain itu proporsinya meningkat dari sebelumnya 20%. Program Serial menunjukkan peningkatan proporsi belanja iklan yang lebih jelas karena di tahun sebelumnya hanya menyerap 17% dari total belanja iklan di TV.
Untuk program Hiburan, lanjut dia, porsi yang paling besar adalah acara Variety Show yang ditayangkan sebanyak 3.664 jam di sepanjang Januari-September 2015, disusul oleh program Talk Show dengan durasi tayang total 2.645 jam. Namun, jika dilihat dari pertumbuhan belanja iklannya, program Talent Search atau ajang pencarian bakat dengan durasi tayang total 2.341 jam berhasil meningkatkan nilai belanja iklannya hingga 157%.
Dalam urutan 10 acara Talent Search yang terbanyak ditonton, sebagian besar didominasi oleh episode-episode dari D’Academy, dengan Mie Sedaap sebagai pengiklan terbesar. Namun dari sisi jumlah merek, pengiklan terbanyak adalah dari produk rokok kretek.
Adapun untuk program Serial, durasi tayangnya sangat didominasi oleh program Serial Drama yaitu 9.708 jam di sepanjang Januari-September 2015. Jumlah durasi tayang Serial Drama tersebut mencakup 91% dari total durasi program Serial secara keseluruhan dan meningkat 25% dari total durasi tayang tahun sebelumnya. Nilai belanja iklan yang diserap oleh serial Drama juga mengalami kenaikan sebesar 27%. Untuk Serial Drama, Indomie adalah pengiklan terbesar.
“Pada genre ini, kelas sosial ekonomi Upper memiliki kecenderungan yang berbeda dengan kelas sosial ekonomi Middle-Lower. Upper lebih banyak menonton Serial Drama dari India dan Turki, sementara pemirsa dari kelas sosial Middle-Lower cenderung lebih banyak menonton Serial Drama lokal,” tandas Hellen.